Bisnis.com; 5 Juli 2020
AKARTA – Mundurnya Shell Upstream Overseas Ltd. (Shell) dari proyek abadi di Blok Masela membuat pengerjaan proyek tersebut diperkirakan makin berat.
Staf Pengajar Universitas Trisakti Pri Agung Rakhmanto menilai jika memang Shell mundur sebagai mitra strategis pada proyek Blok Masela, akan mempersulit pengembangan proyek tersebut.
Menurut dia, faktor mitra dalam pengembangan proyek Blok Masela menambah kempleksitas permasalahan yang sebelumnya sudah ada yaitu seperti kepastian pembeli gas dari hasil produksi Masela.
Di sisi lain, kata dia, kondisi pasar LNG global dalam 5 tahun ke depan diproyeksikan juga sedang dalam kondisi oversupply dengan harga yang rendah.
“Sehingga biaya dan keekonomian pengembangan Blok Masela nantinya belum tentu masih akan kompetitif untuk mengembangkan lapangan yang ada,” katanya kepada Bisnis, Minggu (5/7/2020).
Dia menambahkan, ancaman molornya pengembangan proyek itu menjadi semakin dekat di depan mata.
Pasalnya, Inpex pastinya akan mengkaji lebih lanjut tingkat keekonomian proyek tersebut menyusul merosotnya harga komoditas tersebut.
Selain itu, pengembangan Blok Masela akan menjadi semakin berat dengan sulitnya pembeli hasil produksi dari lapangan tersebut karena permintaan yang melemah dan persaingan yang semakin ketat.
“Wajar jika Inpex sedang mengkaji lanjut tentang keekonomian proyeknya karena situasi pasar LNG yang oversupply dan harga rendah. Perhitungan keekonomiannya kan tentu terpengaruh dengan dinamika pasar LNG yang seperti itu,” ungkapnya.
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) membeberkan bahwa Shell Upstream Overseas Ltd. (Shell) mundur dari proyek Abadi di Blok Masela.
Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengungkapkan bahwa Shell mundur dari proyek tersebut karena adanya masalah arus kas akibat proyek-proyek di negara lain yang terhambat.
“Sedang akan diambil alih semua oleh Inpex atau sedang cari partner yang potensial,” katanya kepada Bisnis, Jumat (3/7/2020).
Dia mengatakan, dengan mundurnya Shell dari proyek tersebut, kemungkinan besar akan berdampak terhadap progress proyek Abadi di Blok Masela.
Namun, pihaknya masih optimistis dapat mengejar keterlambatan proyek tersebut mengingat waktu pengerjaan yang masih 7 tahun–8 tahun.
“Ini sedang dalam proses pembahasan sangat intensif, kemungkinan besar akan gandeng partner lain karena ini proyek sangat besar,” ungkapnya.
Sekadar informasi, Inpex Corporation bersama Shell Upstream Overseas Ltd. (Shell) sebelumnya menandatangani kontrak amendemen bagi hasil cost recovery termasuk waktu tambahan 7 tahun alokasi dan perpanjangan proyek LNG Abadi dengan SKK Migas pada 11 Oktober 2019.