Saturday, November 23, 2024
HomeReforminer di Media2022Erick Thohir: RI Tak Lagi Pakai Batu Bara untuk Kelistrikan Tahun 2060

Erick Thohir: RI Tak Lagi Pakai Batu Bara untuk Kelistrikan Tahun 2060

Katadata.co.id; 15 Januari 2022

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan Indonesia pada 2060 tak lagi menggunakan batu bara untuk pembangkit listrik. Jadi, dia saat ini mendorong proyek gasifikasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME) untuk meningkatkan ketahanan energi nasional.

“Kita akan memproduksi listrik dari energi baru terbarukan seperti matahari, tenaga panas bumi, air, angin. Mumpung batu baranya masih bisa dipakai, maka kita lakukan gasifikasi untuk gas,” kata Erick saat menyampaikan pidato kunci di Universitas Muhammadiyah Malang, Sabtu (15/1).

Indonesia yang kaya akan batu bara harus bisa mengolahnya atau digasifikasi menjadi DME. Jaddi gasifikasi batu bara bisa menggantikan LPG yang harganya saat ini mengalami kenaikan.

Tapi, gasifikasi batu bara tidak bisa egera dilakukan. Indonesia membutuhkan waktu, investasi, hingga teknologinya yang belum ada. Namun proses tersebut harus dimulai dari sekarang.

Sebelumnya Erick mengatakan proyek gasifikasi batu bara dapat memangkas impor LPG sekaligus meningkatkan perekonomian nasional.

Gasifikasi batu bara memiliki nilai tambah langsung pada perekonomian nasional secara makro. Akan menghemat neraca perdagangan, mengurangi ketergantungan terhadap impor LPG, dan menghemat cadangan devisa.

Pertamina telah menandatangani amendemen kerja sama dalam proyek gasifikasi batu bara (DME Coal) pada Mei 2021. Perjanjian ini sekaligus menjadi Processing Service Agreement (PSA) atas gasifikasi batu bara yang menjadi salah satu program pemerintah untuk meningkatkan ketahanan energi nasional.

Erick menyambut baik kerja sama ini. Ia menilai gasifikasi batu bara merupakan salah satu wujud meningkatkan perekonomian nasional secara umum. Selain memaksimalkan potensi yang dimiliki, proyek ini juga akan menghilangkan ketergantungan terhadap proyek impor.

Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro menyarankan agar pemerintah fokus menggenjot pembangunan jaringan gas dan menunda proyek gasifikasi batu bara berkarbon rendah menjadi dimethyl eter atau DME jika ingin mengurangi impor LPG.

Jika penggunaan gas rumah tangga semakin masif, konsumsi LPG pun dipastikan berkurang. Sebab infrastruktur jargas dapat digunakan pada kompor yang menggunakan LPG

“Kalau LPG berkurang, impor berkurang. Tahapannya harus konsisten. Program jargas lebih dulu dari DME. Kembangkan dulu, kalau kurang nanti baru DME,” katanya kepada Katadata.co.id beberapa waktu lalu.

Sebaliknya, infrastruktur di LPG tak sepenuhnya dapat diterapkan pada proyek DME. “Tabungnya perlu spek baru dan regulatornya perlu spek baru,” ujarnya.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments