Senin, 10 Oktober 2022
Jakarta – Lembaga riset independen di bidang ekonomi energi dan pertambangan ReforMiner Institute menilai pemerintah bisa menghemat anggaran subsidi dan kompensasi BBM sekitar Rp 33,23 triliun sampai akhir 2022. Hal ini karena harga BBM subsidi Pertalite dan Solar telah dinaikkan sejak 3 September 2022.
Penghematan Rp 33,23 triliun tersebut berasal dari Rp 23,43 triliun menghemat anggaran kompensasi Pertalite yang saat ini volumenya ditetapkan menjadi 29,91 juta kiloliter (KL). Sisanya Rp 9,80 triliun bisa menghemat anggaran subsidi/kompensasi Solar yang kuotanya ditetapkan menjadi 17,83 juta KL.
“Secara hitungan, total penghematan anggaran subsidi/kompensasi untuk Pertalite dan Solar subsidi hingga akhir 2022 adalah sekitar Rp 33,23 triliun,” bunyi catatan ReforMiner Institute berjudul ‘Penurunan Harga BBM dan Gambaran Arah Kebijakannya’, Senin (10/10/2022).
Meski begitu, melihat harga minyak dan nilai tukar rupiah saat ini, ReforMiner menemukan kemungkinan masih diperlukannya tambahan anggaran untuk kompensasi BBM. Selama September-Desember 2022, tambahan anggaran untuk kompensasi Pertalite diperkirakan sekitar Rp 19,94 triliun dan untuk Solar sekitar Rp 42,72 triliun.
Dengan menggunakan referensi harga yang berlaku di dalam negeri, kebutuhan anggaran subsidi dan kompensasi untuk BBM Pertalite dan Solar selama September-Desember 2022 diperkirakan sekitar Rp 62,73 triliun.
“Artinya dengan memperhitungkan penghematan yang diperoleh dari penyesuaian harga yang telah dilakukan, masih terdapat kebutuhan tambahan anggaran kompensasi BBM sekitar Rp 29,49 triliun,” tuturnya.
Pemerintah sebelumnya sudah mengatakan bahwa subsidi dan kompensasi BBM tetap bengkak meski harga dilakukan penyesuaian. Dalam APBN 2022 sendiri anggaran subsidi dan kompensasi sudah naik tiga kali lipat, dari Rp 152,5 triliun menjadi Rp 502,4 triliun.
“Rp 502 triliun sudah membengkak sampai estimasi kita Rp 698 triliun. Dengan kenaikan Pertalite dan Solar, maka kita perkirakan tidak jadi di Rp 698 triliun, tapi sekitar Rp 650 triliun. Jadi subsidinya ini masih besar sekali sebenarnya, masih Rp 650 triliun meskipun kita sudah melakukan peningkatan harga Pertalite dan Solar,” kata Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam acara CNBC Indonesia TV, Senin (5/9/2022).