Bisnis Indonesia, 11 Agustus 2010
JAKARTA: Wacana pemberian subsidi elpiji 12 kg dalam rangka menekan kasus kecelakaan yang diduga karena disparitas harga terlalu tinggi dengan elpiji 3 kg dinilai sebagai langkah mundur pemerintah.
Direktur EksekutifA�ReforMiner InstituteA�Pri Agung Rakhmanto menegaskan sebagian besar masyarakat pengguna tabung elpiji 12 kg merupakan golongan menengah ke atas sehingga tidak layak mendapatkan subsidi.
Pemerintah jangan mau instan dan populis saja. Menjadikan elpiji 12 kg barang subsidi adalah langkah mundur pemerintah. Di saat semua pihak sedang berupaya mengurangi subsidi, kenapa malah menambah beban subsidi dengan 12 kg, A�katanya, hari ini.
Menurut dia, disparitas harga elpiji di dalam dengan luar negeri akan tetap ada dan semakin besar, sehingga makin membuka celah penyelundupan ke luar negeri.
Pri Agung menjelaskan keinginan menyubsidi elpiji 12 kg malah akan menjadi bom waktu bagi pemerintah dan perekonomian nasional karena semakin lama beban subsidi semakin bertambah.
“Itu artinya, makin membuat negeri ini tidak kunjung beranjak mengurusi masalah subsidi harga energi,” katanya.Di sisi lain, paparnya, opsi pemberian kupon bagi pengguna elpiji 3 kg juga tidak mudah dan hampir dipastikan akan menimbulkan banyak persoalan karena tidak tepat sasaran pada awal implementasi.
Namun, patut diperhatikan di negara maju pun demikian. Hanya, mereka [negara maju] terus memperbaiki sistem dan mekanismenya dari waktu ke waktu secara konsisten, ketimbang memilih cara-cara yang instan,” tutur Pri Agung.(jha)