Studi ReforMiner menemukan bahwa selama periode Maret sampai dengan April 2010 perkembangan harga minyak dunia dan ICP cenderung mengalami peningkatan. Peningkatan harga minyak tersebut pada dasarnya lebih dipengaruhi oleh kinerja beberapa indikator/variabel ekonomi dunia (internasional) yang juga cenderung membaik pula. Membaiknya kondisi perekonomian dunia pada kuartal pertama 2010, terlihat dari peningkatan kinerja beberapa indikator ekonomi dunia, salah satunya tercermin dari cenderung meningkatnya indeks harga saham di beberapa bursa saham dunia. Sebagai contoh, selama periode yang dimaksud, rata-rata Frankfurt Dax Indeks meningkat dari 5.956,48 pada Maret 2010 menjadi 6.214,23 pada April 2010; rata-rata Hang Seng Indeks meningkat dari 21.137,67 pada Maret menjadi 21.628,62 pada April 2010. Pada periode yang sama, indikator lain yang mempengaruhi peningkatan harga minyak dunia adalah penurunan stok minyak AS yang mencapai rata-rata sebesar 0,23 juta barel per hari dan keputusan OPEC terkait tidak adanya penambahan kuota produksi yakni masih tetap sebesar 24,84 juta barel per hari.
Secara konseptual faktor fundamental yang menggerakkan harga minyak dunia adalah meningkatnya PDB dunia dan penawaran (suplai) minyak di pasar internasional. Berdasarkan simulasi ReforMiner, dengan asumsi besaran PDB dunia telah mencapai 54.672,53 miliar USD dan penawaran minyak yang mencapai 84,45 juta barel per hari maka setiap penurunan penawaran minyak sebesar 10 % atau sebesar 8,44 juta barel per hari akan menaikkan harga minyak dunia rata-rata sebesar 2,12 USD per barel atau meningkat sebesar 4 % dari harga semula. Sehingga, penurunan kuota produksi sebesar 10 % atau setara dengan 2,484 juta barel per hari akan meningkatkan harga minyak sebesar 0,63 USD per barel atau meningkat sebesar 1 % dari harga semula. Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi atau peningkatan PDB sebesar 10 % dari periode sebelumnya akan meningkatkan harga minyak rata-rata sebesar 4,16 USD per barel atau meningkat sebesar 6,95 % dari harga sebelumnya.
Mengacu pada simulasi tersebut, diketahui bahwa elastisitas peningkatan harga minyak terhadap penurunan penawaran minyak lebih rendah jika dibandingkan dengan elastisitas harga minyak terhadap permintaan minyak (pertumbuhan ekonomi). Peningkatan/penurunan penawaran minyak sebesar 10% akan menurunkan/menaikan harga minyak sebesar 4%. Sementara itu, peningkatan/penurunan permintaan minyak (pertumbuhan ekonomi) sebesar 10% akan meningkatkan/menurunkan harga minyak sebesar 6,95 %.
Dengan demikian, jika mengacu pada faktor fundamental penggerak harga minyak serta mengacu pada proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia 2010 (oleh IMF sebesar 4,25 %), maka harga minyak pada tahun 2010 secara teoritis akan mengalami peningkatan rata-rata sebesar 1,95 USD per barel atau meningkat sekitar 3,04% dibandingkan periode 2009. Jika pada prakteknya peningkatan harga minyak jauh melebihi angka-angka tersebut, kondisi tersebut lebih disebabkan oleh faktor-faktor lainnya yang bersifat tidak langsung (non-fundamental) seperti spekulasi dan/atau sentimen-sentimen psikologis lain yang terkait dengan pergerakan pasar saham, inflasi, tingkat suku bunga, nilai tukar, imbal hasil surat utang, dan imbal hasil dari portofolio investasi.