Komaidi Notonegoro
Direktur Eksekutif ReforMiner Institute
Email: komaidinotonegoro@gmail.com
INVERTORDAILY: Jumat, 22 September 2017 | 9:54
JAKARTA– Kesepakatan Pertamina-PLN atas harga gas dari lapangan Jambaran-Tiung Biru sangat positif dan bernilai strategis tinggi, mengingat dampak ekonomi yang dihasilkan mulai sektor tenaga kerja hingga industri, kata Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro.
“Sangat strategis dan positif. Banyakmulitiplier effectsektor ekonomi yang bisa digerakkan,” kata Komaidi di Jakarta, Jumat.
Menurut Komaidi, pasokan gas dari Jambaran-Tiung Biru sangat vital untuk memenuhi kebutuhan gas di Indonesia, khususnya listrik dan industri di Jawa.
“Jangan lupa, industri di Jawa Timur akan terus bertumbuh. Belum lagi listrik yang interkoneksi, sehingga hasil pembangkit di Jatim bisa untuk Jawa Tengah dan Bali. Listrik juga akan menggerakkan sektor-sektor lain. Di sektor pertanian, misalnya, akan memberi nilai tambah industri pupuk dan petrokimia,” kata dia.
Komaidi juga meyakini, Jambaran-Tiung Biru bisa mempercepat utilisasi pipa gas Gresik-Semarang, sehingga pemanfaatan gas bisa diperluas. Dengan demikian, proyek-proyek yang sempat tertunda dan keekonomiannya diragukan, semua akan kembali berjalan satu per satu.
Khusus sektor industri, lapangan Jambaran-Tiung Biru menjadi solusi pemenuhan kebutuhan pasokan gas. Diakuinya, saat ini LNG sedang melimpah karena kilang minyak di beberapa negara, seperti Qatar, Australia, dan Papua Nugini sedang banyak. Tetapi Komaidi mengingatkan bahwa industri tidak boleh berpikir terlalu mikro dan jangka pendek.
“Gas yang sedang banyak ini hanya bertahan hingga 2018. Padahal, industri harus berpikir hingga 2025-2030. Artinya, industri pun membutuhkan pasokan gas dari Jambaran-Tiung Biru,” kata dia.
Tidak kalah penting, adalah penyerapan tenaga kerja yang sangat luar biasa. Dengan pertumbuhan yang terus meningkat, industri juga semakin membutuhkan banyak tenaga kerja baik yang terkait langsung, maupun industri penunjang seperti pipa hingga makanan.
Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) diyakini pula bisa terimbas positif operasional lapangan Jambaran-Tiung Biru, kata Komaidi.
PLN dan Pertamina pada 8 Agustus 2017, menandatangani Perjanjian Jual Beli Gas lapangan Jambaran-Tiung Biru. PLN membeli gas bumi Jambaran-Tiung Baru dari Pertamina sebanyak 100 MMSCFD dengan harga US$ 7,6 /MMBTU.
Lapangan Jambaran-Tiung Biru merupakan unitisasi dua lapangan dari dua wilayah kerja berbeda. Lapangan Jambaran merupakan bagian dari Wilayah Kerja Blok Cepu dan Lapangan Tiung Biru yang menjadi bagian dari wilayah kerja kelolaan PT Pertamina EP.
PLN membeli gas Jambaran-Tiung Biru untuk pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Jawa-Bali 3 dengan kapasitas 500 Megawatt (MW). Sekaligus menjadi alternatif pasokan bagi PLTGU Tambak Lorok apabila pasokan gas dari lapangan Kepodang milik Petronas Carigali Sdn Bhd selesai lebih cepat.