Liputan6.com; 26 Agustus 2022
Liputan6.com, Jakarta – Harga BBM subsidi jenis Pertalite dan Solar diwacanakan akan segera naik. Hal ini karena beban pemerintah dalam menanggulangi subsidi energi semakin berat, dimana saat ini negara sudah mengeluarkan Rp 502 triliun.
Membaca kondisi tersebut, Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro mengatakan, pemerintah akan terus mengikuti situasi terkini untuk menentukan harga BBM kepada masyarakat.
“Saya kira moderat asumsi dan targetnya. Harga tinggi pada level saat ini memang lebih banyak karena faktor non fundemantal,” ujar Komaidi kepada Liputan6.com, Kamis (25/8/2022).
Menurut dia, harga BBM naik jelas akan mengikuti kisruh geopolitik antara Rusia dan Ukraina yang belum berkesudahan. Pasalnya, kedua negara tersebut memainkan peran penting dalam roda distribusi minyak dunia.
“Jika perang usai harga kemungkinan akan norma kembali,” imbuh dia.
Komaidi pun menilai, dirinya tak bisa asal dalam melihat kemampuan pemerintah untuk menutup beban subsidi BBM, dan komoditas energi lain semisal LPG 3 kg.
“Untuk melihat cukup tidaknya sambil jalan saya kira. Tidak bisa dilihat secara pasti saat ini,” ungkap dia.
“Anggaran umumnya akan bergerak atau disesuaikan jika kondisi eksternal mengalami perubahan,” kata Komaidi.