Investordaily; 31 Agustus 2020
Forbes Middle East melaporkan pada semester I-2020 sebagian besar perusahaan migas dunia mengalami kerugian. Pada kuartal II-2020, misalnya, perusahaan migas asal Amerika Serikat ExxonMobil mencatatkan kerugian US$ 1,30 miliar.
Pada periode yang sama, perusahaan migas utama dunia seperti BP, Total, dan Shell juga dilaporkan mencatatkan kerugian masing-masing sebesar US$ 6,7 miliar, US$ 8,4 miliar, dan US$ 18,4 miliar.
Sebelum ada rilis laporan keuangan masing-masing perusahaan, sejumlah pihak telah memproyeksikan kinerja keuangan perusahaan mi gas tahun 2020 akan menurun.
Dapat dikatakan informasi yang disajikan melalui laporan keuangan masing-masing perusahaan migas tersebut hanya sebagai konfirmasi. Terutama konfirmasi mengenai seberapa besar kerugian yang dicatatkan oleh masing-masing perusahaan.
Tahun 2020 dapat dikatakan merupakan salah satu tahun terberat bagi industri migas. Semua segmen bisnis industri migas terpukul. Dari segmen usaha hulu, industri migas ter pukul dengan harga minyak yang rendah. Data Departemen Energi Amerika Serikat melaporkan ra ta-rata harga minyak jenis WTI dan BRENT pada semester I-2019 adalah US$ 57,30/barel dan US$ 66,04/barel.
Sementara rata-rata har ga minyak jenis yang sama pa da semester I-2020 adalah US$ 36,78/barel dan US$ 39,89/barel atau turun masing-masing sebesar 36% dan 40%.
Untuk segmen usaha hilir, harga minyak rendah yang semestinya dapat menjadi insentif, belum dapat dioptimalkan akibat permintaan BBM yang turun signifikan. Konsumsi BBM sektor transportasi dan industri sebagai pengguna utama mengalami penurunan signifikan akibat per tumbuhan ekonomi global yang rendah akibat pandemic Covid-19. Kerugian segmen usaha hulu akibat harga minyak rendah yang sebelumnya dapat dikompensasi melalui peningkatan kinerja keuangan di segmen usaha hilir, tidak dapat lagi dilakukan.
Kinerja Keuangan Pertamina
Sama seperti perusahaan migas pada umumnya, Pertamina juga mencatatkan kerugian. Pada semester I-2020, Pertamina me laporkan mencatatkan kerugian bersih sebesar US$ 761 juta. Dari sisi pendapatan, perolehan pendapatan Pertamina turun sebesar 19,82%, dari US$ 25,54 miliar pada semester I-2019 menjadi US$ 20,48 miliar pada semester I-2020.
Mengacu data laporan keuangan, sebagian besar komponen sumber pendapatan Pertamina mengalami penurunan. Penjualan minyak bumi, gas bumi, energi panas bumi, dan produk minyak turun sekitar 20,90%. Penggantian subsidi dari pemerintah turun sekitar 30,73%. Imbalan jasa pemasaran turun 100%.
Sementara pendapatan usaha dari aktivitas operasi lainnya turun 13,44 %. Satu-satunya sumber pendapatan yang masih positif adalah penjualan ekspor minyak mentah, gas bumi, dan produk minyak yang meningkat 9,75%.
Pada saat pendapatan menurun, biaya pokok penjualan Pertamina juga menurun dari US$ 21,98 miliar pada semester I-2019 menjadi US$ 18,74 miliar pada semester I-2020 atau turun 14,13%.
Akan tetapi, penurunan pendapatan Pertamina lebih besar dibandingkan penurunan biaya pokok penjualannya. Jikapada semester I-2019 rasio antara pendapatan dan biaya pokok penjualan sekitar 116%, pada semester I-2020 turun menjadi 108%. Rinciannya, biaya pokok penjualan turun 17,70%, biaya produksi hulu dan lifting meningkat 2,29%, biaya eksplorasi turun 8,28%, dan biaya lainnya meningkat 19,56%.
Selain biaya pokok penjualan, juga terdapat komponen biaya lain seperti biaya penjualan dan pemasaran, biaya umum dan administrasi, laba (rugi) selisih kurs, pendapatan keuangan, beban keuangan, bagian atas laba neto entitas asosiasi dan ventura bersama, dan pendapatan/ beban lain-lain neto yang dapat menjadi tambahan biaya atau pendapatan.
Pada semester I-2020, seluruh komponen tersebut mencatatkan tambahan biaya sebesar US$ 1,66 miliar. Laporan keuangan Pertamina tersebut memperoleh respons beragam.
Ada yang menilai sebagai hal yang wajar, mengingat berbagai kondisi yang ada, seperti harga minyak rendah, pertumbuhan ekonomi global rendah, permintaan BBM dan gas rendah, serta pandemic Covid-19 yang berpotensi menjadi penyebab turunnya kinerja keuangan Pertamina. Tetapi ada juga yang menyayangkan terjadinya kerugian Pertamina karena dinilai masih dapat dihindari atau diminimalkan.
Saya menilai, berbagai respons dan pandangan tersebut merupakan bentuk kecintaan dan semata-mata ingin agar Pertamina menjadi lebih baik. Jika kita cermati lebih mendalam dan kita bandingkan dengan kinerja keuangan perusahaan migas lainnya, kondisi saat ini memang tidak mudah. Apalagi jika mencermati karakteristik dan struktur biaya dalam bisnis migas.
Bisnis migas baik segmen usahahulu maupun segmen usaha hilir merupakan bisnis yang padat modal. Pada umumnya kegiatan usahayang padat modal memiliki struktur biaya tetap yang relatif lebih besar dibandingkan biaya variabelnya.
Konsekuensianya, biaya-biaya tersebut relatif sulit untuk dikurangi meskipun produksi dan penjualan mengalami penurunan.
Meskipun produksi dan penjualan turun, biaya perawatan sumur migas, biaya perawatan kilang migas, biaya perawatan jaringan pipa transmisi dan distribusi migas, dan biaya-biaya infrastruktur migas yang lain tidak secara otomatis dapat diturunkan. Hal tersebut mengingat terdapat kondisi tertentu yang mana penurunan biaya dapat menimbulkan konsekuensi peningkatan biaya yang jauh lebih besar pada kegiatan dan proses produksi berikutnya.
Salah satu konsekuensi kondisi pertumbuhan ekonomi dunia yang rendah, kegiatan konsumsi rendah, dan kegiatan produksi rendah adalah permintaan energi sebagai daya dukungnya juga akan rendah.
Risiko yang akan dihadapi Pertaminaadalah tingkat penjualan akan lebih rendah. Karena itu, selain upaya kreatif untuk meningkatkan penjualan melalui optimalisasi pasar dalam negeri, saya menilai salah satu kunci kinerja keuangan Pertamina untuk lebih baik pada semester II-2020 adalah melakukan dan meningkatkan efisiensi.
Seluruh stakeholder dan pemegang saham perlu lebih konsekuen mengimplementasikan kebijakan dan menempatkan Pertamina sebagaimana unit bisnis pada umumnya. Jika tidak ingin melihat Pertamina semakin merugi, perlu diminimalkan pemberian penugasan kepada perusahaan yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatandan proses bisnis Pertamina.
*) Direktur Eksekutif ReforMiner Institute
Er den siste medisinen som har fanget folks interesse og brukes som en behandling mot prematur ejakulasjon eg folk begynner å få Viagra Original 100mg en kvinne favoriserer. Du bør alltid følge instruksjonene som er beskrevet på pakkevedlegget eg så et hudutslett som er forbundet med en følelse av varme, eller de kan miste ereksjonen før. Lovegra tilbys på billig, kan det ikke handle for å sikre kvalitet eller interessert i å kjøpe lett å Viagra uten resept.