Saturday, November 23, 2024
HomeReforminer di MediaArtikel Tahun 2018Manfaat Ekonomi Penggunaan Batubara untuk Listrik

Manfaat Ekonomi Penggunaan Batubara untuk Listrik

Komaidi Notonegoro
Direktur Eksekutif ReforMiner Institute
Email: komaidinotonegoro@gmail.com

INVESTOR DAILY: Jumat, 29 Juni 2018 | 9:33

Dalam perkembangannya, pemanfaatan batubara untuk energi primer pembangkit listrik di Indonesia masih menuai pro kontra. Sejumlah pemerhati lingkungan meminta agar pemanfaatan batubara dan kegiatan operasi PLTU dihentika. Penggunaan batubara untuk pembangkit listrik dinilai memberikan dampak terhadap penurunan kualitas lingkungan dan kesehatan.

Meskipun pemanfaatannya masih terdapat keberatan dari sejumlah pemerhati lingkungan, untuk saat ini batubara merupakan energi primer pembangkit paling murah dibandingkan dengan jenis energi fosil yang lain seperti gas dan minyak (BBM). Mungkin karena hal ini sebagian besar kapasitas pembangkit listrik yang dimiliki Indonesia pada saat ini adalah PLTU yang notabene menggunakan batubara.

Berdasarkan data, sekitar 74% dari total kapasitas terpasang pembangkit listrik di Indonesia adalah PLTU. Kecuali untuk wilayah pembangkitan Papua, porsi PLTU pada masing-masing wilayah pembangkitan tercatat cukup dominan.

Untuk produksi, pada tahun 2017 porsi tenaga listrik yang diproduksikan dari batubara dilaporkan mencapai sekitar 58,30% dari total produksi listrik Indonesia. Jika dikaitkan dengan struktur ekonomi, dapat dikatakan bahwa pemanfaatan batubara memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia.

Hal itu karena kontribusi sektor-sektor ekonomi yang proses produksinya memerlukan tenaga listrik terhadap pembentukan PDB Indonesia tercatat lebih dari 70%.

Kondisi tersebut menggambarkan bahwa penggunaan batubara untuk pembangkit listrik memiliki peran strategis bagi perekonomian Indonesia. Penggunaan batubara untuk pembangkit juga dapat dikatakan memiliki peran penting bagi perkembangan ekonomi regional, terutama daerah-daerah yang menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi. Untuk tahun 2017, misalnya, kontribusi wilayah Jawa-Bali dalam pembentukan PDB Indonesia tercatat mencapai sekitar 59,73%.

Data tersebut menegaskan pemanfaatan batubara penting bagi perekonomian wilayah Jawa-Bali, mengingat lebih dari 90% kapasitas pembangkit terpasang di wilayah ini adalah PLTU.

Daya Saing Ekonomi

Jika dibandingkan dengan jenis energi fosil yang lain, dampak penggunaan batubara terhadap daya saing ekonomi Indonesia akan relatif lebih baik. Hal itu karena biaya penyediaan tenaga listrik yang menggunakan batubara relatif lebih murah jika dibandingkan listrik yang diproduksikan dari gas atau BBM. Dengan harga jual tenaga listrik yang lebih murah, daya saing ekonomi Indonesia berpotensi dapat lebih ditingkatkan.

Simulasi ReforMiner menemukan bahwa dengan asumsi nilai tukar rupiah sebesar Rp 14.000 per US$, harga batubara US$ 70 per matrik ton, harga gas US$ 7 per MMBTU, dan harga minyak US$ 70 per barel, biaya bahan bakar untuk memproduksikan batubara adalah Rp 535 per kWh, gas Rp 1.126 per kWh, dan BBM Rp 2.751 per kWh.

Berdasarkan simulasi tersebut, jika penggunaan batubara untuk pembangkit listrik kemudian dikonversi dengan menggunakan gas akan berdampak terhadap meningkatnya biaya bahan bakar untuk memproduksikan listrik sekitar Rp 591 untuk setiap kWh-nya.

Sementara itu, jika pengunaan batubara dikonversi dengan BBM akan berdampak terhadap meningkatnya biaya bahan bakar untuk produksi listrik sekitar Rp 2.216 untuk setiap kWh-nya.

Jika biaya produksi listrik non bahan bakar diasumsikan sama, maka konsumen paling tidak harus membayar Rp 591 per kWh lebih tinggi jika penggunaan batubara untuk pembangkit dengan harga jual. Harga listrik yang harus dibayar konsumen akan lebih tinggi sekitar Rp 2.216 per kWh jika penggunaan batubara untuk pembangkit listrik dikonversi dengan BBM.

Jika hanya ditinjau dari aspek ekonomi dapat dikatakan bahwa untuk saat ini dan bahkan kemungkinan sampai beberapa tahun ke depan, pemanfaatan batubara untuk pembangkit listrik masih akan memiliki peran penting bagi perekonomian Indonesia.

Substitusi penggunaan batubara dengan jenis energi fosil lain tidak hanya berpotensi memberikan dampak terhadap aspek teknis dan bisnis tenaga listrik itu sendiri, tetapi lebih dari itu juga berpotensi memberikan dampak terhadap penurunan daya saing dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments