Alenia.id, 07 April 2022
Pemerintah memiliki target mencapainet zero emission (NZE) pada 2060 mendatang atau lebih cepat. Dalam jangka yang lebih dekat, pemerintah juga memiliki target bauran energi 23% pada 2025.
Dadan membenarkan jika di dalam proses transisi ini peran Migas masih tetap dominan. Namun, secara bertahap akan digantikan dengan energi bersih.
“Dalam proses ini, Migas masih tetap dominan dan secara bertahap turun digantikan energi bersih,” ujarnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, target bauran energi 23% pada 2025 akan tetap diusahakan tercapai, khususnya yang berbasis listrik. Menurutnya, Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN periode 2021-2030 yang telah disusun, dipersiapkan untuk mencapai bauran EBT 23% pada 2025.
“Target 23% di 2025 tetap diusahakan untuk bisa dicapai khususnya untuk yang berbasis listrik,” tuturnya.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Reforminer Institute, Komaidi Notonegoro, dalam laporannya mengatakan, kesiapan dan akselerasi pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) terutama dalam merealisasikan harga yang lebih kompetitif dengan energi fosil, akan menjadi penentu kesuksesan pelaksanaan transisi energi.
Menurutnya, saat ini Migas masih memiliki peran penting dalam bauran energi primer global. Porsi Migas dalam bauran energi primer global 2020 sekitar 56%. Konsumsi minyak bumi global selama 2011-2021 tercatat meningkat sekitar 0,11% per tahun.
“Sementara konsumsi gas bumi global pada periode yang sama meningkat sekitar 1,78% per tahun,” ucapnya dalam laporan Reforminer Institute, Rabu (6/4).
Selama periode 2011-2021, Migas mendominasi bauran energi primer global dengan rata-rata porsi sekitar 53,2% terhadap total konsumsi semua jenis energi global.
“Selama periode tersebut, porsi Migas dalam bauran energi primer global rata-rata meningkat sekitar 0,69% per tahun,” tuturnya.