Monday, July 7, 2025
HomeReforminer di Media2025Penutupan Selat Hormuz Tekan Fiskal RI, Analis: Terlalu Dini

Penutupan Selat Hormuz Tekan Fiskal RI, Analis: Terlalu Dini

Akurat.co; 23 Juni 2025

AKURAT.CO Iran berencana menutup Selat Hormuz sebagai imbas serangan Amerika Serikat (AS) ke 3 fasilitas nuklirnya. Penutupan ini akan dilakukan jika objek vital nasional Iran itu benar-benar terancam.

Lantas bagaimana dampaknya ke Indonesia apabila Selat Hormuz tersebut resmi ditutup Iran? Penutupan Selat Hormuz ini tentunya bakal berdampak terhadap distribusi minyak mentah dunia.

Hal ini lantaran Selat Hormuz menjadi salah satu rute perdagangan terpenting untuk minyak mentah di dunia.

Founder and advisor Reforminer Institute, Pri Agung Rakhmanto berpendapat masih terlalu dini jika penutupan Selat Hormuz dinilai berdampak terhadap pos subsidi harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia.

“Agak terlalu dini sebenarnya jika (penutupan Selat Hormuz) langsung berdampak ke Fiskal RI seperti harga BBM, subsidi energi dan lain-lain, karena untuk fiskal perhitungannya tentu satu tahun rata-rata,” jelasnya kepada media, Senin (23/6/2025).

Pri Agung menilai, penutupan selat Hormuz ini sejatinya akan merugikan Iran sendiri. Pasalnya, rute perdagangan ini juga dijadikan Iran sebagai jalur ekspor minyak ke Asia Pasifik hingga China.

Bahkan negara-negara Teluk seperti Arab Saudi, oman, Qatar, dan UAE juga menggunakan Selat Hormuz untuk transportasi migas mereka.

“Jadi, yang berkepentingan untuk tidak menutup Selat itu sebenarnya bisa dikatakan semua negara, termasuk Iran sendiri, dan juga China, partner perdagangan minyaknya yang utama. Dengan kata lain, peluang untuk itu secara matematika ekonomi sebenarnya relatif kecil. Itu mungkin lebih merupakan psywar sekarang ini,” terangnya.

Meski demikian diakui Pri Agung, yang terjadi saat ini sudah cukup membuat sentimen harga minyak mentah dunia mengalami kenaikan karena adanya kekhawatiran pasokan.

Apalagi lebih dari 20 juta barrel minyak atau setara dengan 20 persen konsumsi minyak dunia melewati Selat ini setiap harinya.

“Akan naik sampai berapa? Ya semua akan tergantung pada bagaimana ekskalasi perang itu. Apakah akan ter-contained sebatas Iran-Israel-AS atau akan meluas. Kalau terbatas, perlahan harga akan kembali turun ke fundamentalnya di kisaran USD60 sampai 70 per barel. Kalau perang meluas, ya tidak ada yg tahu berapa batas atasnya,” tukas Pri Agung.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments