Bisnis.com; 07 Oktober 2020
JAKARTA — Pandemi Covid-19 turut berdampak kepada nasib proyek strategis hulu minyak dan gas bumi dalam negeri.
Berdasarkan catatan Bisnis, terdapat tiga proyek yang dinyatakan molor dari target yakni proyek lapangan Merakes, Jambaran Tiung Biru, dan Tangguh Train 3.
Proyek lapangan Merakes yang dioperatori oleh Eni East Sepinggan yang sebelumnya ditargetkan onstream pada September 2020 dengan produksi sebesar 299 juta standar kaki kubik (million standard cubic feet per day/ MMscfd) diundur menjadi kuartal I/2021.
Sementara itu, proyek Jambaran Tiung Biru diundur dari target onstream semula pada September 2021 menjadi kuartal IV/2021. Per Juni 2020, progres proyek itu baru mencapai 66,62 persen dari target 77,01 persen.
Proyek Jambaran Tiung Biru dioperatori oleh PT Pertamina EP Cepu dengan produksi puncak gas mencapai 190 MMscfd. Proyek itu menelan investasi senilai US$1,53 miliar.
Selain itu, proyek yang terdampak pandemi Covid-19 adalah Tangguh Train 3 yang dioperatori oleh BP mundur menjadi kuartal IV/2021 yang nantinya akan memproduksi gas sebesar 700 MMscfd dan kondensat sebesar 3.000 barrel crude per day (bcpd).
Proyek yang menalan investasi US$8,9 miliar itu, per 11 September 2020 telah mencapai 88,05 persen dari target 88,19 persen untuk pengerjaan di darat (onshore), sedangkan untuk pengerjaan lepas pantai (offshore) telah mencapai 98,26 persen dari target 99,98 persen.
Sebelum April 2019, total pekerjaan yang terlibat dalam proyek itu sebanyak 13.000 orang, tetapi setelah masa pandemi Covid-19 jumlah pekerja kini hanya mencapai 7.700 orang.
PENYELESAIAN MEKANIS
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan bahwa saat ini semua pekerjaan difokuskan untuk penyelesaian mekanis terkait dengan fuel gas in milestone dengan progres mencapai 75 persen yang ditargetkan rampung pada November 2020.
“Dengan berbagai kendala yang dihadapi, adjustment untuk perkiraan onstream-nya,” katanya.
Sementara itu, Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno menjelaskan bahwa hingga saat ini proyek yang molor hingga berganti tahun hanya lapangan Merakes.
Untuk proyek lainnya, masih diupayakan dapat selesai pada tahun yang sama, pergeseran jadwal onstream diupayakan hanya beberapa bulan.
“Merakes akan onstream pada kuartal I/2021, JTB [Jambaran Tiung Biru], dan Tangguh tetap diusahakan pada kuartal IV/2021 sebab kalau kondisi pandemi membaik, maka kita akan bisa menambah jumlah pekerja yang ke lapangan,” katanya kepada Bisnis, Selasa (6/10/2020).
Plt. Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Susana Kurniasih mengatakan bahwa pihak BP Tangguh telah menyampaikan proposal terkait dengan permintaan pemunduran proyek Tangguh Train 3 menjadi kuartal I/2022. Namun, SKK Migas masih meminta agar BP tidak menunda proyek tersebut.
“Kami minta mereka bisa merealisasi kuartal IV/2021,” katanya kepada Bisnis, Selasa (6/10/2020).
Dia mengatakan bahwa dengan mundurnya proyek-proyek strategis nasional akan secara langsung memberi dampak terhadap kinerja hulu migas seperti realisasi produksi dan lifting nasional.
Sementara itu, staf pengajar Universitas Trisakti Pri Agung Rakhmanto berpendapat bahwa molornya proyek tersebut akan membuat target dari industri maupun pemerintah akan makin berat untuk dicapai.
Selain itu, kinerja operasional dan keuangan hulu migas akan terdampak dengan adanya hambatan-hambatan pada proyek-proyek strategis hulu migas nasional itu.
Menurutnya, pemerintah harus lebih menetapkan target yang realistis sehingga revisi target capaian nasional perlu direvisi karena prioritas utama saat ini adalah menjaga agar industri tetap berjalan baik.
“Prioritas sekarang adalah industri yang sudah berjalan dan operasi existing bisa tetap berjalan baik, itu sudah bagus. Jangan terlalu tinggi ekspektasi dan targetnya!” tutur Pri.