Saturday, February 22, 2025
HomeReforminer di Media2024SKK Migas Targetkan Produksi 605 Ribu BOPD dari 15 Proyek Hulu Migas

SKK Migas Targetkan Produksi 605 Ribu BOPD dari 15 Proyek Hulu Migas

Dunia-Energi; 5 Februari 2025

JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) menargetkan 15 proyek migas yang berada dalam pengawasannya akan berkontribusi terhadap pencapaian target produksi minyak nasional sebesar 605 ribu barrel oil per day (BOPD) dan 5.628 MMscfd gas pada tahun 2025.

Luky A. Yusgiantoro, Sekretaris SKK Migas, menjelaskan bahwa pada tahun ini SKK Migas mengawasi 15 proyek migas yang diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap target produksi migas nasional.

“Kapasitas fasilitas proyek tersebut mencapai 73 ribu BOPD dan 896 MMscfd gas, dengan total produksi sebesar 64.913 BOPD minyak dan 792 MMscfd gas,” ujar Luky dalam webinar bertajuk “Migas Sebagai Pilar Swasembada Energi: Tantangan dan Solusi Peningkatan Lifting” yang digelar oleh Editor Energy and Mining Society (E2S) pada Selasa (4/2).

Selain mengandalkan produksi dari 15 proyek tersebut, SKK Migas juga mengusung tiga strategi utama untuk meningkatkan produksi migas nasional, yaitu optimalisasi produksi dan teknologi, reaktivasi sumur idle dan lapangan idle, serta eksplorasi massif untuk menemukan cadangan baru. Luky menambahkan bahwa tantangan yang dihadapi pada tahun 2024 masih akan berlanjut hingga 2025. Oleh karena itu, diperlukan kolaborasi tidak hanya antara SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), tetapi juga dengan Kementerian ESDM, kementerian dan lembaga lainnya, serta pemerintah daerah.

Benny Sidik, Vice President Production and Project Pertamina Hulu Energi (PHE) Subholding Upstream, menegaskan bahwa PHE sebagai tulang punggung produksi migas nasional akan terus berupaya meningkatkan produksi melalui lima pilar inisiatif. “Kami terus melakukan maintenance baseline dengan mengoptimasi aset yang dikelola, memastikan ada pertumbuhan produksi minyak dan gas, terutama dari recovery maupun penerapan Enhanced Oil Recovery (EOR), serta terus mengembangkan sumber daya dengan eksplorasi aktif dan percepatan pengembangan cadangan,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa PHE juga akan melakukan merger dan akuisisi untuk mempercepat pengembangan produksi dengan harapan bisa menemukan sumber daya baru dan berkolaborasi dengan perusahaan migas internasional. “Terakhir, kami juga peduli terhadap masalah lingkungan. Kami memastikan sustainability dengan aktif dalam program transisi energi, CCS/CCUS, serta inovasi di semua aspek,” kata Benny.

Saat ini, Pertamina melalui PHE menyumbang 65% dari total produksi minyak nasional dan 34% dari produksi gas nasional. Pada 2024, PHE mencatatkan produksi sebesar 400 ribu BOPD minyak dan 2.460 MMscfd gas.

Endro Hartanto, Direktur Operasi Elnusa, menegaskan bahwa sebagai bagian dari Pertamina Group, Elnusa siap mendukung semua kegiatan PHE. “DNA kami adalah inovasi. Kami membantu KKKS tidak hanya di Pertamina, tetapi juga di luar itu, untuk memberikan layanan terbaik dalam menangani masalah di lapangan migas yang sudah mature,” kata Endro.

Sementara itu, Komaidi Notonegoro, Direktur Eksekutif Reforminer Institute, menyoroti bahwa tantangan utama dalam lifting migas bukan hanya soal produksi, tetapi juga regulasi dan investasi. “Permasalahan lifting migas adalah masalah bersama, sehingga kuncinya ada pada sinergi dan kolaborasi banyak pihak. Perlu dikomunikasikan dengan para stakeholder agar keputusan kebijakan yang diambil lebih tepat,” ujarnya.

Dia juga menekankan bahwa di bawah kepemimpinan Presiden terpilih Prabowo Subianto, ketahanan energi menjadi prioritas utama. Namun, tantangan besar tetap ada, terutama dalam menarik investor untuk eksplorasi. “Investor eksplorasi harus mau mengambil risiko. Kalau tidak, target satu juta barrel per day sulit tercapai,” pungkasnya.

Secara historis, cadangan migas skala besar di Indonesia ditemukan oleh Seven Sisters, yaitu sebutan bagi perusahaan migas multinasional yang berani mengambil risiko tinggi dalam eksplorasi. Komaidi menilai bahwa tantangan saat ini adalah mendorong lebih banyak pemain besar untuk masuk dan meningkatkan produksi migas nasional. (DR/AT)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments