Koransindo, 29 Juli 2021
Penulis:
Komaidi Notonegoro
Direktur Eksekutif ReforMiner Institute dan Pengajar Ilmu Ekonomi Universitas Trisakti
“Secara umum proses transisi Blok Rokan dapat dikatakan berjalan dengan lancarâ€
Proses transisi atau alih kelola Blok Rokan dari Chevron Pacific Indonesia (CPI) kepada Pertamina terpantau berjalan lancar. Sejak diputuskan bahwa kelanjutan pengelolaan Blok Rokan diserahkan kepada Pertamina, dua belah pihak baik Chevron maupun Pertamina tampak sepakat melakukan proses transisi secara bertahap. Dalam pelaksanaannya, proses transisi memang harus dilakukan secara bertahap. Hal tersebut karena detail – detail yang harus dilakukan dalam proses transisi cukup banyak sehingga memerlukan waktu yang cukup panjang dan tidak dapat dilakukan hanya dalam satu kali proses.
Transisi yang dilakukan oleh dua belah pihak tidak hanya menyangkut pengalihan aset, tetapi juga mengalihkan beberapa hal yang di dalam pelaksanaannya tidak lebih sederhana dari sekedar proses memindahtangankan aset. Proses transisi yang dilakukan juga meliputi perpindahan SDM dan KKKS sebelumnya, perpindahan data, transfer knowledge, dan perpindahan lainnya.
Progres Transisi
Berdasarkan pantauan, sampai minggu pertama Juli 2021 telah terdapat perkembangan yang cukup signifikan terkait proses transisi Blok Rokan. Dari informasi yang ada, untuk proses mirroring kontrak telah selesai dilaksanakan. Informasi yang ada menyebutkan dari seluruh kontrak eksisting yang berjumlah 291 kontrak, seluruhanya atau 100% telah dilakukan mirroring.
Selain proses mirroring, dalam proses transisi yang sedang berjalan juga dilakukan pengadaan dan kontrak baru melalui program Local Business Development (LBD) yang sejauh ini terpantau juga berjalan lancar. Untuk proses alih kelola pekerja atau transisi SDM yang merupakan salah satu bagian paling kritikal juga terpantau berjalan dengan lancar. Informasi yang ada menyebutkan sudah sekitar 98,7% pegawai yang telah melengkapi dan mengembalikan aplikasi, termasuk di dalamnya perjanjian kerja sesuai waktu yang ditentukan.
Informasi positif lain yang cukup menggembirakan adalah disampaikan bahwa saat ini sedang dilaksanakan proses transfer teknologi yang sedang berada pada tahap penyesuaian sistem teknologi informatika (TI). Beberapa hal terkait teknologi yang sedang dilakukan proses transisi di Pertamina Hulu Rokan (PHR) yang mendapatkan amanah untuk melanjutkan pengelolaan Blok Rokan juga telah menyampaikan sejumlah rencana. Beberapa yang telah disampaikan adalah PHR merencanakan akan melakukan pengeboran 48 sumur pengembangan pada 2021 dan ditambah sisa sumur CPI. Untuk 2022 mendatang PHR menyampaikan sedang mempersiapkan pengeboran sekitar 270 sumur.
Dengan rencana tersebut, Blok Rokan tercatat menjadi salah satu WK migas dengan investasi jumlah sumur terbanyak. Terkait pengeboran sumur tersebut, PHR juga terpantau menyampaikan bahwa pihaknya sedang menyiapkan tambahan 10 rig pengeboran. Dengan tambahan tersebut, total rig pengeboran yang akan dioperasikan PHR menjadi 16 unit. Selain itu, juga terdapat 29 rig yang digunakan untuk kegiatan workover and well service yang merupakan mirroring dari kontrak sebelumnya.
Dengan status dan perkembangan yang ada sampai saat ini, para pihak perlu memberikan apresiasi baik kepada CPI, PHR, SKK Migas, KESDM maupun para pihak yang terlibat aktif dalam proses transisi Blok Rokan. Meskipun di dalam prosesnya terdapat beberapa dinamika seperti bagaimana kemudian para pihak menyepakati status dan kelanjutan pengelolaan aset pembangkit listrik yang selama ini memasok listrik untuk Blok Rokan. Secara umum proses transisi Blok Rokan dapat dikatakan berjalan dengan lancar. Kesediaan CPI sebagai KKKS eksisting untuk kooperatif dan pada tingkatan tertentu juga terpantau proaktif, serta sikap Pertamina yang juga terbuka dan bersedia membawa beberapa aspek bisnis yang perlu diselesaikan secara bisnis merupakan kunci dari proses transisi Blok Rokan dapat berjalan lancar. Jika di dalam perkembangannya sempat terdapat perbedaan persepsi antara para pihak, pada dasarnya hal tersebut merupakan hal yang biasa dalam sebuah proses transisi.
Kondisi yang wajar jika dalam proses transisi yang melibatkan dua organisasi dengan latar belakang yang berbeda memerlukan diskusi, memerlukan penyesuaian dan pada tingkatan tertentu juga terdapat sejumlah persepsi yang perlu disamakan. Justru melalui diskusi dan menyamakan persepsi tersebut, para pihak akan mengetahui bagaimana sudut pandang masing – masing pihak di dalam menyikapi proses transisi yang sedang dilaksanakan.
Terlepas dari dinamika yang menyertai, saya menilai perkembangan proses transisi Blok Rokan cukup progresif. Sebagai bagian dari anak bangsa, saya memberikan apresiasi kepada CPI yang kooperatif dalam proses transisi. Apresiasi juga saya sampaikan yang mana CPI telah menjadi mitra Pemerintah Indonesia dalam melakukan pengusahaan migas di Blok Rokan sehingga monetisasi dari cadangan migas di Blok tersebut dapat memberikan kontribusi penting baik terhadap APBN, APBD daerah penghasil, maupun terhadap ketahanan energi nasional dalam kurun waktu yang tidak pendek.
Untuk PHR, saya sampaikan selamat, karena pasca 8 Agustus 2021 Blok Rokan salah satu WK migas dengan sejarah panjang dan menjadi kontributor utama dalam produksi minyak nasional akan dikelola secara mandiri oleh anak bangsa. Semoga pengeolaan Blok Rokan oleh PHR yang akan efektif dalam beberapa hari sebelum perayaan HUT ke 76 Kemerdekaan RI tersebut dapat menjadi kado berharga bagi kita semua.
Satu hal yang perlu dipahami oleh PHR, Blok Rokan dengan produksi minyaknya yang pernah mencapai 400.000 barel per hari tidak sedekar sebagai kontributor utama, tetapi dapat dikatakan merupakan tulang punggung produksi minyak nasional selama ini. Karena itu, dalam konteks pencapaian target lifting minyak nasional, perhatian banyak pihak dalam beberapa tahun ke depan kemungkinan akan lebih banyak tertuju pada kinerja PHR.