Sunday, July 6, 2025
HomeReforminer di MediaArtikel Tahun 2025Untung-Rugi Pengalihan Impor BBM dari Singapura ke Amerika Serikat

Untung-Rugi Pengalihan Impor BBM dari Singapura ke Amerika Serikat

Katadata.co.id; 13 Juni 2025
Penulis Opini: Komaidi Notonegoro, Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Pengajar Program Magister Ilmu Ekonomi Universitas Trisakti

Pemerintah menyampaikan akan mengalihkan impor bahan bakar minyak (BBM) yang selama ini dari Singapura ke Amerika Serikat. Dari perspektif ekonomi dan politik, pilihan pemerintah tersebut terkait dan merupakan bagian untuk merespons kebijakan tarif resiprokal yang diberlakukan Presiden Donald Trump. Pengalihan impor BBM merupakan salah satu instrumen untuk negosiasi agar ekspor Indonesia ke Amerika Serikat tidak dikenakan tarif resiprokal.

Terkait rencana pengalihan impor tersebut, pemerintah memastikan tidak akan ada kendala logistik dan distribusi dalam pelaksanaannya. Hal itu karena selama ini sekitar 57 % impor LPG Indonesia juga telah dilakukan dari Amerika Serikat. Menurut pemerintah, jika impor LPG dapat dilakukan dari Amerika Serikat maka impor BBM juga dapat dilakukan dari negara tersebut.

Potensi Biaya dan Manfaat

Berdasarkan perspektif geopolitik dan ketahanan energi, rencana pengalihan impor BBM ke Amerika Serikat tampak berpotensi memiliki sejumlah dampak positif. Pengalihan impor BBM dari Singapura -negara yang hanya menguasai sekitar 0,46 % GDP Dunia- ke Amerika Serikat -menguasai sekitar 28 % GDP Dunia- dapat dinilai akan memberi benefit yang lebih besar bagi Indonesia. Dari aspek ketahanan energi, pengalihan tersebut juga dapat dimaknai bahwa Indonesia memiliki sejumlah pilihan sumber impor, tidak tergantung pada negara tertentu.

Meskipun memiliki sejumlah potensi dampak positif, pengalihan impor BBM dari Singapura ke Amerika Serikat berpotensi menimbulkan biaya langsung dan tidak langsung. Terdapat sejumlah konsekuensi langsung yang menyebabkan adanya perbedaan biaya pengadaan BBM akibat pengalihan impor tersebut, di antaranya karena: (1) perbedaan jarak; (2) perbedaan waktu tempuh dan kebutuhan kapal pengganti; (3) perbedaan kondisi cuaca; (4) perbedaan biaya sewa kapal; dan (5) risiko keamanan.

Terkait jarak, jika Indonesia mengimpor BBM dari negara-negara di wilayah Timur Tengah, memerlukan jarak tempuh sekitar 4.000 NM (Mil Laut). Jarak tempuh akan lebih pendek lagi jika impor BBM dilakukan dari Singapura. Sementara jika impor BBM dilakukan dari Amerika Serikat akan memerlukan jarak tempuh antara 10.000 NM (Mil Laut) – 15.000 NM (Mil Laut), tergantung rute yang akan dilalui.

Perbedaan jarak akan berpengaruh terhadap waktu tempuh dan berpotensi memunculkan konsekuensi lain yaitu kebutuhan kapal pengganti. Berdasarkan data, waktu tempuh impor BBM dari wilayah Timur Tengah ke Indonesia sekitar 11 hari. Sementara waktu tempuh impor BBM dari Amerika Serikat antara 30 – 40 hari.

Untuk menjaga keberlanjutan pasokan BBM di dalam negeri, paling tidak diperlukan tiga sampai empat kapal lebih banyak jika impor BBM dari Amerika Serikat. Bila impor BBM dari Timur Tengah memerlukan lima kapal, maka pengalihan impor BBM ke Amerika Serikat setidaknya membutuhkan 15 – 20 kapal.

Perbedaan waktu tempuh tersebut secara otomatis akan berdampak terhadap peningkatan biaya sewa kapal. Biaya rata-rata sewa Kapal VLCC adalah sekitar US$ 80.000 per hari. Karena itu dapat diketahui bahwa biaya pengangkutan untuk impor BBM dari wilayah Timur Tengah adalah sekitar Rp 14 miliar per kapal.

Sementara berdasarkan waktu tempuh tersebut, biaya pengangkutan impor BBM dari Amerika Serikat ditaksir Rp 38 miliar – 52 miliar per kapal. Dengan kebutuhan jumlah kapal yang lebih banyak serta waktu tempuh yang lebih lama, biaya pengangkutan BBM dari Amerika Serikat berpotensi meningkat signifikan.

Kondisi cuaca dan tingkat keamanan sepanjang jalur distribusi BBM juga perlu menjadi pertimbangan. Kondisi cuaca untuk jalur distribusi BBM dari Timur Tengah (Arab Saudi) ke Indonesia relatif bagus dan sudah teruji. Sementara cuaca pada jalur distribusi BBM dari Amerika Serikat (Texas) ke Indonesia, baik yang melewati jalur Gibraltar, Ujung Harapan, maupun Panama Channel relatif tidak stabil. Bahkan untuk jalur Panama Channel paling tidak akan terjadi 33 Typhoon dalam satu tahun.

Dari aspek keamanan, jalur distribusi BBM dari Timur Tengah (Arab Saudi) ke Indonesia sudah teruji relatif aman. Sementara kondisi keamanan pada jalur distribusi BBM dari Amerika Serikat (Texas) ke Indonesia, baik yang melewati jalur Gibraltar, Ujung Harapan, maupun Panama Channel dihadapkan pada sejumlah tantangan.

Jalur Texas-Merak akan melewati Gulf Mexico dan Somalia yang bersinggungan dengan wilayah sindikat narkoba dan perompak. Sementara jalur Texas-Merak yang melewati Ujung Harapan maupun Panama Channel juga akan melewati Gulf Mexico.

Selain dampak langsung tersebut, pengalihan impor BBM dari Singapura ke Amerika Serikat juga berpotensi menimbulkan dampak tidak langsung. Kerja sama ekonomi salah satunya investasi Singapura di Indonesia juga berpotensi dipindahkan sebagai tindakan balasan.

Untuk saat ini, kontribusi investasi PMA Singapura di Indonesia cukup signifikan. Pada tahun 2024, realisasi investasi Singapura di Indonesia menempati posisi teratas dengan US$ 20,07 miliar. Investasi tersebut setara dengan 33,45 % dari total realisasi PMA di Indonesia yang tersebar di 32.285 proyek. Sementara, realisasi investasi Amerika Serikat pada tahun yang sama hanya US$ 3,69 miliar yang tersebar di 4.831 proyek.

Berdasarkan data dan informasi tersebut, meskipun terdapat sejumlah potensi dampak positif, rencana pengalihan impor BBM dari Singapura ke Amerika Serikat perlu dilakukan dengan cermat dan hati-hati. Dengan adanya sejumlah potensi biaya tambahan yang akan timbul, impor BBM dari Amerika Serikat dapat kompetitif jika dan hanya ketika Indonesia mendapatkan harga BBM yang sangat murah dari Amerika.

Pada dasarnya, prinsip utama dari BBM yaitu komoditas yang menguasai hajat hidup masyarakat luas adalah tersedia dan terjangkau harganya. Secara umum masyarakat relatif tidak akan mempersoalkan darimana BBM tersebut diperoleh, tetapi lebih mengutamakan bahwa BBM harus tetap tersedia dan terjangkau oleh daya beli mereka.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments