Merdeka.com; 20 Mei 2021
Penggunaan gas bumi untuk rumah tangga bisa menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat yang lebih baik dan murah. Namun sayang, pemanfaatan gas bumi untuk rumah tangga masih belum maksimal karena terkendala pembangunan jaringan gas (jargas).
Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Noto Negoro mengatakan, ketersediaan jargas menjadi salah satu kendala penggunaan gas bumi yang belum maksimal. Sementara untuk membangun jargas ada kalkulasi bisnis yang harus diperhitungkan.
“Jadi gas itu sebelum ada yang membeli dia nggak akan diusahakan, karena gas tidak bisa ditampung. Berbeda dengan minyak,” tuturnya, Kamis (20/5).
Komaidi melanjutkan, hal yang paling mahal dalam pembangunan jargas adalah rencana tata ruang wilayah (RTRW). Sebab sebagian besar wilayah seperti di Jakarta penataannya tidak dibuat untuk memanfaatkan gas bumi.
“Misalnya di Sudirman, Jakarta, itu kan semua gedung-gedung. Kalau mau bangun jaringan sekarang agak berat, karena harus lewat bawah gedung-gedung itu. Jadi kalau untuk wilayah yang sudah mapan agak susah,” ucapnya.
Pengerjaan jargas terdiri 3 tahap yakni prakonstruksi, kontruksi, dan operasional. Untuk tahap prakonstruksi meliputi pemilihan lokasi dan perizinan lahan, koordinasi dengan instansi terkait yang memiliki jaringan perpipaan dan kabel di sekitar lokasi jalur pipa, seperti PDAM, PLN, Telkom, dan lain-lain.
Mengingat, seluruh lokasi jalur pipa adalah di tepi jalan dan merupakan lahan milik negara, baik jalan negara maupun jalan propinsi, maka kegiatan peletakkan pipa nantinya belum membutuhkan pembebasan lahan. Namun, untuk pemasangan Metering and Regulating Station (MR/S) dan Regulating System (RS) akan dilakukan permintaan izin. Terkecuali, penempatan pipa berlokasi pada sarana umum pemilik pemerintah.
Tahap Konstruksi
Untuk tahap konstruksi merupakan kegiatan fisik pelaksanaan berupa pemasangan pipa. Kegiatan ini meliputi mobilisasi peralatan dan material, penggalian, serta pengelasan, testing and commissioning.
Pipa distribusi utama untuk jargas rumah tangga adala Pipa PE diameter 63-180 milimeter. Nah Lahan yang diperlukan untuk pemasangan pipa PE 63–180 mm adalah lebar galian 0,5 m dengan kedalaman 0,7–1,1 m. Panjang galian yang terbuka (digali) 100m.
Dengan begitu, menurut Komaidi pemanfaatan gas bumi memang lebih cocok di pemukiman baru, baik itu apartemen maupun rumah tapak. Pembangunan jargas bisa direncanakan sejak awal.
Sementara untuk pembangunan jargas sendiri sebaiknya dilakukan oleh pemerintah melalui APBN. Setelah berjalan baru diserahkan kepada perusahaan negara yang menjadi operator gas bumi. Setidaknya hal itu dilakukan di berbagai negara besar seperti Inggris.
“Pembangunan infrastruktur gas bumi ini memang mahal. Pemerintah dalam APBN sudah menganggarkan pembangunan jargas, tapi jumlahnya terbatas, tidak menjangkau seluruh wilayah Indonesia,” kata Direktur Executive Energy Watch Mamit Setiawan.
Menurut Mamit jika saja pemerintah mau serius dalam pembangunan jargas, dia yakin masyarakat akan mau beralih menggunakan gas bumi. Sebab dari sisi keamanan hingga harga, gas bumi masih jauh lebih baik.
“Kalau pemerintah serius bangun jargas masyarakat pasti mau, karena memang dari sisi aman lebih aman, kedua dari sisi harga jauh lebih murah,” tutupnya.