Thursday, November 21, 2024
HomeReforminer di Media2023Repsol Lepas Blok Andaman III, Pengamat: Investor Masih Hati-hati Investasi

Repsol Lepas Blok Andaman III, Pengamat: Investor Masih Hati-hati Investasi

Bisnis.com; 17 Juli 2023

Bisnis.com, JAKARTA — Ekonom Energi sekaligus pendiri ReforMiner Institute Pri Agung Rakhmanto menilai kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) masih berhati-hati untuk berinvestasi di sisi hulu minyak dan gas (migas) Indonesia.

Pendapat itu disampaikan Pri seiring dengan keputusan Repsol Andaman B.V yang mengembalikan kontrak pengelolaan Blok Andaman III kepada negara.

Pengembalian konsesi itu dilakukan usai Repsol enggan memperpanjang tambahan waktu eksplorasi (TWE) yang berakhir pada Juni 2023.

“Tidak bersedia lagi untuk melanjutkan eksplorasi, itu sinyal juga bahwa seperti itulah statusnya investor paling tidak dalam melihat hulu migas kita,” kata Pri saat dihubungi, Senin (17/7/2023).

Pri berpendapat pemerintah mesti lebih fleksibel saat bekerjasama dengan KKKS dalam pengerjaan lapangan migas saat ini. Apalagi, beberapa lapangan memiliki karakteristik risiko yang mirip dengan Andaman III, yakni berupa laut dalam.

“Masalah ketertarikan investor ke kita itu memang seperti itu statusnya, memang akan lebih mudah kalau pemerintah memberikan investasi awal untuk membuat menarik,” kata dia.

Selepas mundur dari Blok Andaman III itu, Repsol bakal berfokus untuk pengembangan lebih lanjut portofolio lain mereka di Blok Sakakemang, Banyuasin, Sumatra Selatan.

“Setelah selesai melakukan semua komitmen dan pengeborannya belum berhasil, maka Repsol tidak memperpanjang lagi TWE eksplorasi, artinya Repsol mengembalikan lagi ke negara,” kata Stakeholders Relations Manager Repsol Indonesia Amir Faisal Jindan kepada Bisnis, Senin (17/7/2023).

Faisal mengatakan, keputusan itu diambil setelah tajak atau pemboran perdana laut dalam pada Sumur Rencong-1X akhir tahun lalu tidak mengidentifikasi adanya cadangan minyak dan gas (migas) atau dry hole.

Sumur eksplorasi lepas pantai itu terletak dengan kedalaman air laut sekitar 1.100 meter dengan mengambil jarak 42 kilometer dari garis pantai Aceh Utara.

Tajak Sumur Rencong-1X itu menjadi bagian dari komitmen pasti yang turut diselesaikan Repsol di Blok Andaman III tahun lalu setelah kontrak bagi hasil (PSC) pertama kali ditandatangani November 2009. Saat itu, hak pengelolaan blok diberikan kepada Talisman Energy Inc, perusahaan asal Kanada.

Sejak Talisman diambil alih oleh Repsol pada 2015, Talisman Andaman B.V. sebagai bagian dari Grup Repsol telah menyelesaikan beberapa pemenuhan komitmen pasti, yaitu seismik lepas pantai seluas 3.385 kilometer persegi (km2).

Kegiatan ini merupakan akuisisi seismik lepas pantai terluas di Indonesia pada tahun 2017 dengan menggunakan kontraktor lokal, yaitu PT Elnusa.

Hanya saja, Faisal mengatakan, Repsol belakangan memutuskan untuk mundur dari pengembangan lanjutan untuk Blok Andaman III tersebut setelah hasil tajak perdana Sumur Rencong-1X tidak sesuai dengan estimasi cadangan di wilayah operasi tersebut.

Apalagi, kata dia, biaya eksplorasi dan nantinya eksploitasi pada laut dalam Andaman III saat ini sudah terbilang mahal.

“Laut dalam, biayanya tinggi, eksplorasi di Aceh kita tidak lanjutkan karena pengeborannya tidak memberikan hasil yang sesuai harapan,” kata dia.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments