Senin, 20 Juli 2009
JAKARTA– Pengemboman hotel JW Marriott dan hotel Ritz Carlton tidak memberikan dampak terhadap investasi di sektor energi meskipun pengeboman tersebut membuat sejumlah pengusaha di sektor energi menjadi korbannya.
Direktur Eksekutif Reforminer Institute Pri Agung Rakhmanto mengatakan, pengeboman kedua hotel tersebut tidak memberikan dampak terhadap investasi di sektor energi.
“Pasalnya investasi di sektor energi tidak seperti investasi di pasar modal (hot money) di mana investor bisa datang dan pergi dengan cepat,” katanya di Jakarta, Senin, (20/7).
Namun, kata Pri Agung, untuk lebih meyakinkan investor bahwa Indonesia aman guna menanam modal, pemerintah mesti mengungkap para pelaku pengemboman hotel JW Marriott dan hotel Ritz Carlton dengan cepat. “Selain itu, pemerintah juga harus menangkap dan menumpas para pelaku pengeboman tersebut,” katanya. Pemerintah, ujar Pri Agung jangan malah mempolitisirnya. Sehingga bisa memperkeruh suasana jika hal itu dilakukan.
Di tempat terpisah, Pengamat Perminyakan Kurtubi juga menyatakan bahwa tidak ada dampak pengeboman hotel JW Marriott dan Ritz Carlton terhadap investasi migas dan energi. “Pasalnya investasi di sektor migas dan energi merupakan investasi jangka panjang. Sehingga tidak terpengaruh oleh aksi teror maupun gejolak politik,” katanya. Yang menyebabkan investasi pencarian cadangan baru migas anjlok dalam 8 tahun terakhir, lanjut Kurtubi adalah: (1) Sistem atau proses investasi dengan Undang-undang migas yang sangat birokratik atau berbelit-belit, (2) Dengan sistem UU Migas saat ini telah mencabut azas lex spesialist sehingga investor harus membayar pajak sebelum berproduksi. “Oleh karena itu, kami mengusulkan supaya UU Migas segera dicabut karena menghambat investasi. Selain itu investasi di sektor migas tidak ada urusannya dengan aksi teror,” katanya. dya/ahi