Bisnis Indonesia,A�27 Juli 2010
JAKARTA (Bisnis.com): Pencanangan RI bebas pemadaman bergilir dinilai berlebihan dan hanya akan membingungkan masyarakat ketika saat ini justru pemadaman itu masih sering terjadi.
Bahkan saat ini saja masih banyak masyarakat yang belum menikmati listrik, yang ditandai dengan rasio elektrifikasi yang masih sekitar 40% di wilayah luar Jawa.
Direktur EksekutifA�ReforMiner InstituteA�Pri Agung Rakhmanto mengatakan penyebab pemadaman listrik, pun yang bergilir, tidak bisa dikotak-kotakan hanya karena defisit daya pembangkit. Menurut dia, pemadaman akibat gangguan teknis atau karena kurangnya kapasitas trafo gardu induk transmisi yang juga bisa menyebabkan pemadaman terjadi meski dari sisi pmbangkitan cukup, tetap saja merupakan pemadaman.
“Sistem Jawa-Bali adalah contohnya [pemadaman yang masih kerap terjadi],” ungkapnya.
Bahkan, tuturnya, di sistem luar Jawa Bali hingga saat ini masih banyak masyarakat yang belum menikmati listrik. “Di luar Jawa Bali justru bukan lagi sekedar pemadaman bergilir karena listriknya memang banyak yang belum ada [rasio elektrifikasi di bawah 40%].
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mencanangkan Indonesia mulai bebas dari pemadaman listrik bergilir di Nusa Tenggara Barat, yang dipilih karena merupakan daerah terakhir yang berhasil membebaskan diri dari pemadaman bergilir di Tanah Air.
Direktur Utama PLN Dahlan Iskan sebelumnya mengatakan seluruh wilayah Indonesia kini telah bebas dari pemadaman listrik bergilir, atau 5 bulan lebih cepat dari target pemerintah sebelumnya. Dahlan menyebut istiliah pemadaman bergilir hanya untuk daerah-daerah yang sudah teraliri listrik.
Namun, dia juga tidak menjanjikan daerah-daerah tersebut benar-benar bebas dari pemadaman listrik, terutama pemadaman yang dipicu oleh faktor-faktor di luar kendali, seperti kerusakan infrastruktur jaringan dan distribusi akibat faktor alam. (mrp)