Koran Tempo, 25 Januari 2011
Deputi Direktur Reforminer Institute Khomaidi menilai, anjuran pemerintah menggunakan bahan bakar gas (BBG) sebagai alternatif pengganti bahan bakar minyak (BBM) bagi kendaraan masih sulit direalisasi. Hal ini terlihat dari minimnya pompa BBG yang baru tersedia di Jakarta, ditambah lagi pasokan gas yang belum jelas.
Hal ini menanggapi anjuran Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Evita Herawati Legowo kepada pengguna kendaraan roda empat untuk menggunakan BBG berupa liquified gas for vehicle (LGV). Khususnya untuk menyiasati kenaikan harga Pertamax saat pemba tasan BBM bersubsidi berlaku pada April mendatang.
LGV harganya lebih murah dari Premium, katanya.
LGV dengan nama dagang Vi-Gas ini harganya Rp 3.600 per liter setara Premium (lsp).
Saat ini baru ada 19 pom bensin yang menyediakan LGV di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
Namun, untuk dapat menggunakan bahan bakar tersebut, pemilik kendaraan harus memiliki converter kit seharga Rp 10 juta terlebih dulu. Adapun kendaraan umum dianjurkan pakai bahan bakar gas jenis compressed natural gas (CNG).Lebih jauh, Khomaidi juga pesimistis kebutuhan gas tercukupi meskipun pemerintah sudah menjamin pasokan gas untuk transportasi melalui Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 19 Tahun 2010. Di neraca gas nasional masih banyak yang defisit, katanya.
Kalau masyarakat menganggap converter kit masih terlalu mahal, ia menilai seharusnya pemerintah bisa membantu memberikan subsidi. Ini penting untuk mengatasi ketertinggalan penggunaan BBG untuk kendaraan dibanding negara lain.
Pengamat energi yang lain, Pri Agung Rakhmanto, meminta peralihan bahan bakar itu tak hanya dijadikan wacana. Sebab, tanpa program nasional yang jelas, terukur, dan ada cetak birunya, prog ram akan menjadi isu yang sambil lalu saja. Hal lain yang tak boleh ketinggalan adalah ketersediaan bengkelbengkel untuk perawatan mesin pengguna BBG.
Evita mengakui bahwa saat ini infrastruktur untuk menopang bahan bakar gas masih terdapat kekurangan.
Tapi rencananya akan kami perbanyak lagi. Media Manager PT Pertamina (Persero) Wianda Pusponegoro menyatakan LGV sudah tersedia sejak 2008. Di Jakarta terdapat delapan pom bensin yang menjual LGV, di antaranya di Jalan Abdul Muis dan Jalan Kuningan Raya. Stok LGV selama ini dalam kondisi yang cukup.