Friday, November 22, 2024
HomeReforminer di Media2017Daftar hengkang KKKS semakin panjang

Daftar hengkang KKKS semakin panjang

Kontan.co.id; Selasa, 10 Oktober 2017 13:01 WIB

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Penjualan saham Chevron, ConocoPhilips dan Inpex di Blok South Natuna Sea Block B (SNSB) mesti menjadi peringatan bahwa industri migas Tanah Air sudah masuk lampu merah. Pasalnya, sebelum penjualan saham Blok B secara beruntun itu, ExxonMobil juga melepas keikutsertaannya di Blok East Natuna.

Direktur Utama Medco Energi, Hilmi Panigoro mengklaim aksi Chevron menjual saham SNSB tak mempengaruhi produksi. “Penjualan tidak akan mempengaruhi produksi karena kami operator,” ujarnya ke KONTAN, Minggu (8/10).

Hingga semester I-2017, produksi Blok SNSB mencapai 60.000 ekuivalen berel per hari (boepd). Saat ini Medco sedang melakukan pengeboran sumur ketiga dan keempat. “Kami sedang drilling well ketiga dan keempat. Wells satu dan dua sudah selesai dan sudah produksi. Drilling-nya system batch (parallel) untuk efisiensi,” ungkap Hilmi

Komaidi Notonegoro, Direktur Eksekutif ReforMiner Institute menilai, keluarnya perusahaan migas asing dari blok-blok migas Indonesia karena beberapa faktor. Misalnya soal tidak adanya kepastian investasi di Indonesia dan masalah perizinan yang hingga kini belum juga terpecahkan. “Selama ini, industri migas termasuk Chevron mengeluhkan adanya sejumlah hambatan investasi yang salah satunya masalah perizinan,” ujar Komaidi kepada KONTAN pada Senin (9/10).

Menurut dia, masalah-masalah tersebut membuat iklim investasi Indonesia kurang menarik jika dibandingkan negara-negara lain. “Masalah utama iklim investasi. Kemudian mereka punya pilihan investasi yang lebih menarik, termasuk di negara mereka sendiri (Amerika Serikat) yaitu mengembangkan Shale Oil atau Gas,” jelasnya.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments