Media Indonesia, 19 Mei 2011
JAKARTA–MICOM: Eksplorasi migas baru diharapkan dapat meningkatkan pengangkutan produksi (lifting) nasional. Namun ekplorasi baru tersebut diperkirakan tidak akan menarik bagi investor selama terkendala ketidakpastian peraturan dan kontrak.
Direktur Eksekutif Reforminer Institute Pri Agung Rakhmanto menyampaikan bahwa ketidakpastian peraturan, pengambilan keputusan, birokrasi, dan kontrak tidak akan membuat investor tertarik untuk mengeksplorasi blok migas baru di Indonesia. Apalagi kegiatan eksplorasi migas belum pasti menghasilkan produksi migas.
“Segala ketidakpastian itu membuat tidak ada yang mau investasi. Kalau peraturan tiba-tiba berubah atau tumpang tindih ya pasti enggak akan mau,” ungkap Pri di acara The 35th Indonesian Petroleum Association Annual Convention and Exhibition 2011, Jakarta, Kamis (19/5).
Pri meminta pemerintah dan pihak-pihak terkait untuk berkoordinasi membereskan buruknya iklim investasi di Indonesia itu. Ia meminta pemerintah tidak mengeluarkan peraturan yang tumpang tindih dengan peraturan lain.
Selain itu pengambilan keputusan soal migas sebaiknya tidak diintervensi masalah-masalah politik. Setelah hal-hal tersebut dibereskan, pemerintah baru bisa memberikan insentif bagi investor yang ingin melakukan kegiatan eksplorasi baru. “Kalau itu sudah clear baru kita bicara insentif. Salah satu contoh misalnya dengan pemerintah itu melakukan sebagian aktivitas eksplorasi. Jadi disurvei seismic dan geologi sebagian dilakukan pemerintah sendiri, jadi mengurangi biaya dari investor. Itu salah satu insentifnya,” tutur Pri. (ML/OL-9)