IDXChanel.com; 23 September 2024
IDXChannel – Hulu minyak dan gas bumi (migas) diyakini mampu membenahi makro ekonomi Indonesia. Pasalnya, investasi hulu migas berpengaruh besar bagi ekonomi nasional.
Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro, mencatat ketika investasi sektor hulu migas masif, maka nilai tambah ekonomi atau multiplier effect juga bisa tercipta. Apalagi, ketika cadangan berhasil ditemukan dan produksi minyak meningkat, neraca keuangan negara bisa seimbang.
“Banyak yang menanyakan kalau harga (minyak) naik, nilai tukar rupiah kita terdepresiasi, ya karena memang sebagian besar permintaan USD untuk impor itu. Kuncinya ya memang investasi hulu migas tadi sebetulnya menyelesaikan semua permasalahan makro ekonomi,” ujar Komaidi dalam Focus Group Discussion bertajuk ‘Memikat Investor Hulu Migas Demi Ketahanan Nasional’, Senin (23/9/2024).
Adapun, cadangan minyak Indonesia saat ini berada di kisaran 3 miliar barel dengan catatan produksi saat ini di bawah 600 ribu barel per hari (BOPD).
Di lain sisi, impor minyak Indonesia tercatat di kisaran 1,2 juta BOPD, terdiri dari minyak mentah hingga produk jadi untuk memenuhi konsumsi yang lebih dari 1,6 juta BOPD.
Belum lagi LPG, Komaidi mengatakan dari kebutuhan sekitar 8-9 juta metrik ton (MT), hanya 1,8 juta MT yang diproduksi sendiri. Sementara 80 persen LPG dipenuhi oleh impor.
“Itu kan produksi kita (LPG) hanya 1,8 juta MT. Artinya, sebagian besar sekitar 80 persen kita impor,” kata dia.
Perkara impor LPG ditegaskannya bukan sekadar bisnis semata, tetapi juga ada urusan keamanan energi nasional. Adapun impor LPG Indonesia terbesar berasal dari Amerika Serikat serta Timur Tengah.
Sehingga ketika ada konflik di Timur Tengah, ketahanan energi di Indonesia mau tidak mau harus terkena imbasnya. Misalnya, ketika perang terbuka nyaris terjadi antara Iran dan Israel, terdapat ancaman pada keamanan energi di dalam negeri.
“Karena kalau sampai itu meledak, LPG tidak bisa keluar, ibu-ibu tidak bisa masak. Ini yang saya kira harus dan perlu hati-hati,” kata Komaidi.