Okezone, 26 Agustus 2009
JAKARTA – Wacana untuk menaikkan tarif dasar listrik (TDL) dalam waktu dekat dinilai belum terlalu urgen. Pasalnya kenaikan marjin PLN yang disetujui DPR sebesar delapan persen setidaknya masih mampu menjaga stabilitas operasional PLN hingga pembangunan proyek 10 ribu MW tahap pertama selesai.
“Sebaiknya tunggu sampai proyek 10 ribu MW tahap pertama selesai, untuk menghitung harga pokok yang wajar yang nantinya digunakan untuk menyesuaikan TDL. Setidaknya pada 2011 di mana komposisi pembangkit non-BBM sudah semakin berkurang,” ujar Direktur Eksekutif Refor Miner Institute Pri Agung Rakhmanto, saat dihubungi okezone, Rabu (26/8/2009).
Sebagaimana diungkapkan Menneg BUMN Sofyan Djalil sebelumnya, kenaikan TDL memang belum pernah disesuaikan meskipun harga minyak dunia dan biaya operasionl PLN semakin meningkat.
Dengan demikian, subsidi menjadi semakin membengkak dan PLN masih harus menanggung kerugian akan pembengkakan biaya operasional. Subsidi untuk 2010 sendiri disepakati sebesar Rp48,31 triliun-Rp52,5 tiliun.
Selama ini, penggunaan BBM untuk pembangkit listrik adalah sebagai salah satu faktor yang paling banyak menelan biaya jika dibandingkan dengan bahan bakar lainnya.
Dengan proyek 10 ribu MW yang lebih banyak menggunakan batu bara, gas, dan panas bumi maka diharapkan dapat menekan pngeluaran untuk bahan bakar karena lebih murah dibandingkan dengan BBM.
Adapun proyek 10 ribu MW tahap pertama ditargetkan akan dapat beroperasi pada 2011. “Marjin kan sudah dinaikkan, jadi tidak terlalu urgensi untuk menaikkan TDL dalam waktu dekat,” pungkas Pri Agung. (ade)
Andina Meryani – Okezone