DetikFinance, 27 juni 2011
Jakarta - Langkah Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh yang menggandeng Majelis Ulama Indonesia (MUI), menghimbau masyarakat mampu untuk tak membeli BBM bersubsidi direspons reaktif oleh banyak pihak. Ada yang menganggap tindakan Darwin menjadi lucu dan tak bijaksana.
“Sangat tidak bijaksana kalau membawa agama. Urusan penyelenggaraan pemerintahan di sektor energi kok harus sampai bawa-bawa ke yang mengurusi keagamaan,” kata Pengamat Perminyakan Pri Agung Rakhmanto kepada detikFinance, Jakarta, Senin (27/6/2011).
Ia menilai tindakan tersebut sangat tidak wajar, seharusnya pemerintah bisa mengurusi hal tersebut tanpa membawa para ulama. Menurutnya pemerintah sepantasnya mengurusi permasalahan energi dengan aturan pemerintahan yang kongkret.
“Ini kurang pas saja. Ini kan jadinya lucu kan? karena jadi seperti menggunakan atau memanfaatkan agama,” ucapnya.
Menurutnya jika urusan dengan tuhan atau agama lebih baik diurusi secara personal atau individu masing-masing. Sehingga masalah urusan pemerintahan itu harus diatur oleh pemerintahan sendiri.
“Ini seperti memperlihatkan ketidakmampuan dalam mengelola dan mengatur sektor energi kan? Makanya yang kongkrit sajalah. Pemerintah urusi masalahnya dengan pemerintahan. Saya juga gak tahu kenapa bisa seperti ini,” ucapnya.
Seperti diketahui, hari ini Kementerian ESDM (Energi Sumber Daya Mineral) bersama dengan MUI mengadakan pertemuan untuk membahas program pengembangan budaya hemat energi.
Pada acara itu salah satu Ketua MUI Ma?ruf Amin mengatakan, orang mampu yang seharusnya dapat membeli BBM non subsidi akan berdosa jika tetap membeli BBM bersubsidi. BBM bersubsidi sudah seharusnya diperuntukkan bagi orang yang berhak.