Friday, November 22, 2024
HomeReforminer di Media2023Produksi Migas Dipacu, Skala Keekonomian Akan Menentukan

Produksi Migas Dipacu, Skala Keekonomian Akan Menentukan

Kompas,06 April 2023.

JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah terus memacu produksi minyak dan gas bumi demi tercapainya target 1 juta barel minyak per hari dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari pada 2030. Kalangan pengamat menilai perlu ada upaya ekstra untuk mencapai target itu. Sebab, semua tak sekadar soal volume, tetapi juga tercapainya skala keekonomian.

Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro, saat dihubungi Kamis (6/4/2023) mengatakan, kisaran harga minyak mentah dunia saat ini, 75-85 dollar AS per barel masih terbilang masuk dalam keekonomian atau menguntungkan. Namun, jika sudah di bawah 60 dollar AS per barel, ada kemungkinan memengaruhi bisnis industri hulu migas.

Akan tetapi, fluktuasi harga minyak bukan satu-satunya variabel yang menentukan dalam produksi migas saat ini.

”Tetapi juga karena lapanganlapangan migas di Indonesia sudah tua. Dalam kondisi itu, biaya (cost) akan lebih tinggi. Dari situ, insentif biasanya diberikan, misalnya ada pajak-pajak yang dikeluarkan (tak dibebankan),” ujar Komaidi.

Sementara itu, guna mencapai target produksi pada 2030, Komaidi menilai yang menjadi kunci adalah upaya-upaya ekstra, bukan business as usual (cara-cara biasa). Apalagi, menurut data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), realisasi produksi siap jual (lifting) minyak bumi pada 2022 baru 612.300 barel per hari.

Di samping itu, diharapkan tercapai keseimbangan antara volume dan skala ekonominya. ”Target 1 juta barel per hari pada 2030, kan, dari sisi volume. Itu bisa saja diupayakan. Misalnya, berapa pun biaya produksinya, 1 juta barel dikejar. Tapi, kan, tentu harus seimbang dengan skala ekonominya. Itu hanya bisa dicapai dengan cadangan-cadangan (migas) baru yang keekonomiannya masuk,” kata Komaidi.

Adapun SKK Migas terus menggenjot target pengeboran sumur pengembangan demi mengejar target produksi 2030. Pada 2023, target pengeboran mencapai 991 sumur atau meningkat dari 2022 yang 760 sumur. Pengeboran masif untuk menahan penurunan produksi secara alamiah, sekaligus meningkatkannya.

Deputi Eksploitasi SKK Migas Wahju Wibowo di Jakarta, Rabu (5/4) menuturkan, rendahnya jumlah pengeboran sumur pengembangan pada 2017-2018, antara lain diakibatkan anjloknya harga minyak mentah. Ketika itu, respons pemerintah untuk mengatasi hal itu juga dinilainya terlambat Permasalahan itu yang saat ini terus dibenahi. ”Beberapa tahun terakhir, SKK Migas bekerja sama dengan semua pemangku kepentingan termasuk Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral untuk memperbaiki fiscal term-nya. Insentif diberikan
agar saat harga minyak turun, KKKS tak terhantam dan bisnisnya masih menguntungkan,” katanya.

Sejumlah perbaikan skema, imbuh Wahju, sudah dilakukan sejak beberapa tahun terakhir demi menarik investor maupun menjaga iklim usaha di hulu migas. Misalnya, jika sebelumnya hanya skema cost recovery (biaya produksi yang dipulihkan), sejak beberapa tahun terakhir sudah diterapkan skema gross split (bagi hasil berdasar produksi bruto).

”Dulu, perubahan ke (gross) split itu haram. Padahal KKKS tidak akan mau investasi kalau tidak ekonomis. Akhirnya, negara tak dapat produksi migas maupun pendapatan. Pola pikir seperti itu yang mesti dihilangkan. Negara harus hadir dan menegosiasi. Namun, tentu dengan batas-batas. Governance (tata kelola) tetap dijaga,” ujarnya.

Pengeboran jadi kunci

Sejumlah KKKS pun berupaya meningkatkan produksi migas dalam rangka mendukung capaian target 1 juta barel minyak dan 12 miliar standar kaki kubik gas di tingkat nasional pada 2030. Salah satunya PT PetroChina International Jabung Ltd, yang baru memperpanjang kontrak untuk mengelola Blok Jabung di Jambi hingga 2043.

Vice President Human Resources and Relations PT PetroChina International Jabung Ltd, Dencio Renato Boele mengatakan, pihaknya meningkatkan kegiatan pengeboran eksplorasi untuk menemukan cadangan-cadangan
baru. ”Bagaimanapun, pengeboran adalah kunci dari bisnis ini, termasuk di Jabung,” ucapnya.

Dencio menambahkan, total capaian produksi pada 2022 yakni 58.000 barel setara minyak per hari. ”Minyak kami 15.000 barel per hari, sedangkan sisanya gas. Saat ini, kecenderungam memang lebih banyak gas. Pada 2023, kami targetkan ada penambahan 1.122,62 barel minyak dan kondensat per hari, serta 24,30 juta standar kaki kubik gas per hari,” jelasnya.

Sejak 1993 hingga Januari 2023, Blok Jagung telah membukukan produksi sebanyak 405,65 juta barel setara minyak. Adapun hingga 2020, total investasi area Blok Jabung mencapai 5,7 miliar dollar AS. Sementara itu, total dana bagi hasil untuk pemerintah mencapai 4 miliar dollar AS. PetroChina mulai mengambil alih blok itu dari pengelola sebelumnya pada 2002.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments