Sunday, November 24, 2024
HomeReforminer di Media2009Lifting Minyak 2010 Dinilai Tak Realistis

Lifting Minyak 2010 Dinilai Tak Realistis

detikFinance, 3 Agustus 2009

Jakarta – Lifting minyak dalam RAPBN 2010 ditargetkan 965 ribu barel per hari (bph) atau naik dari 2009 yang sebesar 960 ribu bph. Namun sejumlah kalangan menilai target ini tidak realistis. Ada yang menganggap target tersebut terlalu rendah, namun ada juga yang menilai target itu terlalu tinggi.

Menurut pengamat perminyakan Kurtubi, meski target lifting 2010 sudah naik, namun target tersebut dinilai masih terlalu rendah karena seharusnya lifting minyak bisa digenjot hingga 980 ribu-1 juta bph.

“Sasaran lifting RAPBN 2010, 965 ribu bph terlalu rendah. Sasaran tersebut menggambarkan bahwa Pemerintah tidak melakukan apa-apa. Soalnya lifting saat ini sudah sekitar 960.000 bph,” jelasnya dalam pesan singkatnya kepada detikFinance, Senin (3/8/2009).

Menurut Kurtubi, salah satu yang bisa menggenjot lifting minyak adalah Blok Cepu yang akan berproduksi dalam beberapa minggu ke depan.

“Beberapa minggu yang akan datang, Blok Cepu sudah akan berproduksi 20.000 bph. Jadi sasaran yang lebih tepat adalah antara 980 ribu-1 juta bph dengan disertai upaya serius dan kerja keras BP Migas dan Departemen ESDM,”paparnya.

Berbeda dengan Kurtubi, Direktur Eksekutif Refor-Miner Institute, Pri Agung Rakhmanto justru pesimistis lifting sebesar 965 ribu bph pada 2010 bisa tercapai.

“965 ribu bph itu terlalu tinggi, sulit dicapai. Setahu saya tidak ada lapangan baru yang bisa untuk menambah produksi secara signifikan selain Blok Cepu,” ungkapnya.

Kalaupun Blok Cepu benar-benar berproduksi, lanjut Pri Agung, pada tahun depan produksi maksimalnya hanya mencapai 15-20 ribu bph. Menurut Pri Agung, dengan mempertimbangkan penurunan alamiah dari lapangan-lapangan tua sekitar 5%, maka total produksi 2010 hanya sekitar 912 ribu bph.

“Kalaupun toh upaya mengurangi decline yang dilakukan membuahkan hasil paling totalnya hanya bisa sampai 920-925 ribu bph saja,” paparnya.

Sementara Direktur Eksekutif Center for Indonesia Energy and Resources Law, Ryad A Chairil mengatakan, seharusnya pemerintah tak lagi mengandalkan pendapatan dari lifting minyak mentah. Jika kreatif, pemerintah harusnya bisa menargetkan pendapatan negara dari migas hingga 2 kali lebih besar.

“Karena banyak potensi dalam slot migas yang bisa di excercise pemerintah untuk men-generate pendapatan negara. Untuk meningkatkan pendapatan pemerintah harus cerdas dan cermat termasuk mengalokasikan derivasi industri dari sektor migas,” ujarnya.

Ia juga mengungkapkan, dengan struktur yang sekarang, lifting minyak 2010 jelas terlalu tinggi karena ada faktor yang tidak dimasukkan. Ia juga menilai banyak pemborosan yang tidak diantisipasi karena jeleknya pengaturan.

Sementara itu, Kepala BP Migas R Priyono mengatakan pihaknya akan berusaha secara maksimal agar target lifting minyak tahun depan bisa tercapai.

“Kalau Presiden bilang begitu, artinya harus diusahakan maksimal,” katanya dalam pesan singkatnya kepada detikFinance.

Sementara itu berdasarkan data BP Migas, produksi minyak sampai dengan tanggal 30 Juli 2009 yaitu mencapai 946.328 bph yang terdiri dari minyak 822.695 bph dan kondesat 123.633 bph. (epi/lih)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments