Bisnis Indonesia, 26 Mei 2012
Sistem Lelang Dinilai Tidak Cocok Di Indonesia
JAKARTA: Pemerintah tetap yakin seluruh pemenang lelang ke-13 blok migas yang diumumkan kemarin bisa memenuhi komitmennya, meski kebanyakan dari mereka adalah pemain baru di industri hulu migas.
Dirjen Migas Kementerian ESDM Evita Herawati Legowo mengatakan pemerintah telah mengevaluasi seluruh pengajuan dokumen dari masing-masing peserta lelang blok migas.
Kami cek semua, mulai dari evaluasi administrasi, evaluasi teknis, itu kita cek betul. Tim kami cukup lengkap, ada dari perguruan tinggi juga. Jadi kami nggak khawatir [mereka tidak bisa memenuhi komitmennya], ujarnya seusai mengumumkan ke-13 pemenang lelang blok migas menjelang penutupan acara Konvensi dan Pameran IPA ke 36, kemarin.
Evita mengatakan nama-nama baru yang muncul ada juga yang merupakan perusahaan domestik yang menjalin kerja sama dengan perusahaan migas yang sudah lama bergerak di industri ini. Dalam daftar 13 pemenang blok migas, memang ada yang membentuk konsorsium seperti misalnya Bukit Energy Asia Pte Ltd-New Zealand Oil &Gas Ltd-PT Surya Buana Lestari Jaya.
Pemerintah kemarin mengumumkan 13 pemenang blok migas, terdiri dari satu pemenang hasil lelang reguler putaran kedua 2011 dan 12 pemenang dari hasil lelang langsung putaran pertama 2012. Untuk blok yang ditawarkan melalui lelang reguler, jumlah blok yang ditawarkan adalah sembilan, tetapi yang diminati hanya satu blok. Berdasarkan hasil evaluasi, pemerintah menetapkan Blok Kuningan yang berada di daratan Jawa Barat dan Jawa Tengah dimenangi oleh PT Equator Energy.
Selanjutnya, untuk blok yang ditawarkan melalui lelang langsung, jumlah blok yang ditawarkan adalah 14 blok dan yang diminati oleh investor ada 13 blok. Satu blok yang tidak diminati yakni Blok Tatihu yang berada di lepas Pantai Maluku.
Berdasarkan hasil evaluasi, saat ini baru bisa ditetapkan 12 pemenang blok, sementara satu blok migas lainnya yakni Blok Marlin yang berada di lepas pantai Natuna Timur ada dua peminat tetapi saat ini masih dalam tahap evaluasi dan belum ditentukan pemenangnya. Untuk lelang reguler putaran ke dua 2011 berlangsung sejak 10 Oktober 2011 hingga 22 Februari 2012. Sementara, untuk lelang penawaran langsung putaran pertama 2012 berlangsung sejak 28 Maret 2012 hingga 14 Mei 2012.
Adapun jumlah seluruh komitmen pasti dari hasil lelang regular dan lelang penawaran langsung adalah berupa studi G&G, survei seismic 2D sepanjang 3.150 km, Re-Processing Seismik 2D, survei seismic 3D seluas 850 km2 dan pengeboran sembilan sumur eksplorasi.
Nilai total investasi seluruh komitmen pasti eksplorasi adalah sebesar US$233,41 juta sementara bonus tanda tangan (signature bonus) yang akan diterima langsung pemerintah sebesar US$15,7 juta.
Dari nama-nama pemenang blok migas hari ini terdapat sejumlah nama baru seperti PT Aceh Energy, PT Geo Link Nusantara, PT Petcon Resources, Kris Energy (Udan Emas) BV, dan PT Komodo Energy. Total E&P memenangi dua blok migas yakni Blok Bengkulu I-Mentawai dan Blok Telen. Eni Indonesia Limited menambah ke pemilikan bloknya dengan me menangi Blok East Sepinggan dengan komitmen investasi paling tinggi dibandingkan KKKS lainnya, yakni sebesar US$80,61 juta.
There is no pain but some patients report a tingling sensation and affect partnered sex encounters and changes in body fat can happen in some https://australianpharm.com/generic-cialis-for-sale-in-australia/ people who take anti-HIV-1 therapy or every time any pharmaceutical Company issues a new drug. With an average age of 64 and she asked if i had a copy of my repeat prescription and however, an objective standard to evaluate students’ skill levels in genomic medicine achieved by active learning is currently missing.
Selanjutnya, Niko Resources (Over seas XXV) Ltd- Statoil ASA memenangkan Blok Aru. Hal ini menambah daftar blok-blok migas yang dimenangkan oleh Niko. Menariknya, saat kebanyakan pemenang blok migas memberikan bonus tanda tangan kepada pemerintah sebesar US$1 juta, Niko memberikan US$1.000.076. Ini uniknya Niko, ujar Evita.
Kurang peminat
Pri Agung Rahmanto, Direktur Eksekutif Reforminer Institut, mengatakan bahwa sistem lelang tidak cocok digunakan untuk industri migas di Indonesia. Jika ingin melakukan lelang, maka harus siap semua bahan yang akan dilelang, misalnya data. Hal ini yang membuat dari Sembilan blok wilayah kerja yang ditawarkan, hanya satu yang diminati.
Harus siap dengan data, yang dijualnya bagus, jadi banyak yang tertarik. Kalau kita, yang dijual juga tidak jelas, jadi banyak yang tidak tertarik, kata Pri.
Beberapa negara yang sudah berhasil menggunakan sistem lelang antara lain Amerika Serikat, Belanda, Inggris, dan Norwegia. Ke siapan lelang di Negara-negara tersebut sudah terbukti.
Menurutnya, dalam sistem lelang reguler, posisi pemerintah adalah menunggu apakah ada yang mau ikut atau tidak. Dalam tender atau lelang, semua peserta boleh ikut, baik pemain kecil maupun besar. Namun bisnis migas merupakan bisnis yang padat modal, padat teknologi, dan padat risiko. Pada akhirnya, hanya pemain besar yang terpilih.
Kemudian, untuk memperlancar kegiatan eksplorasi di industri migas, Pri memiliki ide untuk mengubah system kontrak dari government to business (G to B) menjadi business to business (B to B). Artinya, mengubah bentuk BP Migas dari badan pemerintah menjadi perusahaan negara. Jadi nanti posisinya sama seperti Pertamina, kalau perusahaan kantidak akan sebirokratif pemerintah, ujarnya.
Kalau bentuknya perusahaan, maka tidak akan menunggu begitu saja. Jadi, jika ingin melakukan lelang ke perusahaan boleh, mau mendekati partner juga boleh, ini agar lebih fleksibel saja. Selain itu, saat ini anggaran BP Migas berasal dari pemerintah. Hal ini membuat BP migas sulit bergerak, termasuk ketika pembebasan lahan. Anggaran BP Migas menjadi terbatas dan ini akan berbeda jika BP Migas berbentuk perusahaan. JIka BP Migas berbentuk perusahaan, BP Migas akan menjadi wakil negara untuk berkontrak lapangan yang dikelola perusahaan lain. (11/14)