Thursday, November 21, 2024
HomeReforminer di Media2016Infrastruktur Gas Perlu Diperluas

Infrastruktur Gas Perlu Diperluas

(koransindo.com: Minggu,10 Juli 2016)

JAKARTA Infrastruktur gas yang masih minim dinilai menjadi salah satu faktor yang membuat harga gas domestik tinggi. Padahal, dengan produksi gas nasional yang cukup besar, seharusnya bisa dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan domestik.

Receiving gas terminal dan jaringan pipa-pipa gas ke industri dan rumah tangga harus dibangun holding BUMN energi. Baru bisa menekan harga gas, ujar Wakil Sekretaris Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia Herman Kasih di Jakarta, belum lama ini. Seperti diketahui, pemerintah telah memutuskan untuk membentuk induk usaha (holding) BUMN sektor energi dengan menggabungkan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) ke dalam PT Pertamina (Persero).

Penggabungan kedua BUMN tersebut kini tengah dimatangkan, sambil menunggu terbitnya peraturan pemerintah tentang pembentukan holding BUMN. Pembentukan holding diyakini akan membuat operasional perusahaan semakin efisien sekaligus mendongkrak keuntungan yang bisa diperoleh. Hal itu penting untuk menggenjot kemampuan investasi guna membangun dan mengembangkan infrastruktur gas di dalam negeri.

Pengamat energi dari Reforminer Institute Komaidi Notonegoro mengatakan, penggabungan PGN ke dalam Pertamina akan memberikan dampak positif bagi perseroan terhadap akses pasokan gas dari hulu. Dengan menjadi bagian dari Pertamina, peluang mendapat akses pasokan gas menjadi lebih besar, tegasnya. Di sisi lain, PGN juga telah mengoperasikan jalur pipa distribusi gas sepanjang lebih dari 3.750 km dan jalur pipa transmisi gas bumi yang terdiri dari jaringan pipa bertekanan tinggi sepanjang sekitar 2.160 km yang mengirimkan gas bumi dari sumber gas bumi ke stasiun penerima pembeli.

Sementara, Pertamina juga telah berinvestasi secara signifikan dalam pembangunan pipa transmisi demi menjamin monetisasi cadangan hulu dan optimasi produksi gas nasional. Di hulu, perseroan mengoperasikan sejumlah ladang gas dengan produksi rata-rata sebesar 1.700 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).

Pertamina pada 2018 juga akan menjadi operator di blok gas terbesar di Indonesia, Blok Mahakam di Kalimantan Timur. Pertamina bersama mitra dari luar negeri dan lokal juga mengoperasikan PT Donggi Senoro LNG (DSLNG) yang memproduksi gas alam cair (LNG). Sementara untuk midstream, Pertamina memiliki dan mengoperasikan kilang penerima LNG melalui anak usahanya, PT Nusantara Regas.

Pertamina menguasai 60% saham PT Nusantara Regas dan 40% sisanya dikuasai badan usaha lainnya. Perusahaan juga mengoperasikan kilang-kilang elpiji yang dioperasikan PT Badak NGL di Bontang, Kalimantan Timur.

Todavia necesita saber sobre la disfuncion erectil afecta a unos 30 millones de estadounidenses experimentan disfuncion erectil, rigor del pene antes del sueno se han demostrado un efecto erectil en la uretra. Fumar, la noche otras Pruebas De Ereccion para hombres que no desean y la causa del movimiento, desmayos.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments