Saturday, December 7, 2024
HomeReforminer di Media2021Meski Pandemi, Lelang WK Migas Diminta Harus Jalan Terus

Meski Pandemi, Lelang WK Migas Diminta Harus Jalan Terus

Bisnis.com; 28 Juni 2021

Bisnis.com, JAKARTA – Lelang wilayah kerja migas yang tengah digelar pemerintah dinilai harus berjalan terus kendati masih diselimuti kondisi ketidakpastian akibat pandemi Covid-19. Pada tahun ini, ada pemembuka penawaran 6 wilayah kerja minyak dan gas bumi (WK migas) konvensional tahap I 2021 yang terdiri atas 4 WK melalui mekanisme penawaran langsung dan 2 WK melalui mekanisme lelang reguler.

Empat WK migas yang ditawarkan melalui mekanisme penawaran langsung, antara lain South CPP yang berlokasi di Riau (onshore), Sumbagsel di Sumatra Selatan (onshore), Rangkas di Banten dan Jawa Barat (onshore), serta Liman di Jawa Timur (onshore dan offshore).

Sementara itu, untuk WK migas yang ditawarkan melalui mekanisme lelang reguler adalah Merangin III yang terletak di Sumatra Selatan dan Jambi (onshore) dan North Kangean di Jawa Timur (offshore).

Direktur Eksekutif Asosiasi Perusahaan Migas Nasional (Aspermigas) Moshe Rizal menilai akan sulit bagi pemerintah untuk menarik minat investor untuk mengikuti lelang WK migas tahun ini meski pemerintah telah mengobral insentif. Menurut dia, insentif yang telah diberikan pemerintah memang menarik bagi pelaku di industri hulu migas. Di sisi lain, kondisi yang masih belum pasti membuat investor masih lebih berhati-hati.

“Tidak ada salahnya ditawarkan, nanti hasilnya bisa jadi bahan review untuk sesi lelang berikutnya,” katanya baru baru ini. Pendiri Reforminer Institute Pri Agung Rakhmanto mengatakan faktor utama yang paling menentukan sukses atau tidaknya lelang WK migas adalah tingkat prospektivitas atau kualitas WK yang ditawarkan. Setelah itu adalah perhitungan keekonomian lapangan apakah bakal masuk atau tidak hal itu dalam strategi atau prioritas portofolio investasi para investor tersebut.

Pendiri Reforminer Institute Pri Agung Rakhmanto mengatakan faktor utama yang paling menentukan sukses atau tidaknya lelang WK migas adalah tingkat prospektivitas atau kualitas WK yang ditawarkan. Setelah itu adalah perhitungan keekonomian lapangan apakah bakal masuk atau tidak hal itu dalam strategi atau prioritas portofolio investasi para investor tersebut.

“Insentif apa pun bentuknya sudah pasti akan membantu keekonomian. Tapi, apakah itu masuk dalam standar keekonomian yang dikehendaki para pelaku, kita tidak tahu. Tahunya dari mana? Ya dari apakah nanti lelangnya laku diminati atau tidak,” katanya.

Dia menambahkan pelaku hulu migas sama halnya dengan WK migas yang memiliki skala dan kelasnya masing-masing. Apabila WK tidak besar, maka pelaku yang nantinya akan berminat biasanya kemungkinan besar yang kelasnya bukan perusahaan migas besar. Untuk di tahun ini, sebaiknya pemerintah tidak menyerah dalam keadaan pandemi Covid-19 seperti penundaan lelang WK migas yang telah dilakukan pada tahun lalu dan menyarankan lelang WK migas tetap berjalan tahun ini.

“Bagaimana pun itu bisa menjadi salah satu tolok ukur atau indikator tingkat competitiveness iklim investasi hulu migas kita,” jelasnya.

 

 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments