(Liputan6.com:Kamis 18 Agustus 2016)
Jakarta,Indonesia belum memiliki kilang baru sejak 20 tahun lalu. Salah satu solusi yang bisa dilakukan adalah dalam jangka pendek dengan membangun kilang mini di tengah laut. Pemerintah berencana membangun kilang mini di laut Natuna.
Pengamat Energi Priagung Rakhmanto mengatakan, pengembangan kilang mini di tengah laut bisa dijadikan terobosan pemerintah untuk merealisasikan keinginan Presiden Joko Widodo adanya pengembangan sektor migas di wilayah Natuna.
Ya bagus, dalam jangka pendek di sektor migas memang itu salah satu yang bisa dilakukan,” kata Priagung, saat berbincang denganLiputan6.com, seperti dikutip di Jakarta, Rabu (18/8/2016).
Priagung mengungkapkan, meski kapasitas tidak besar, tetapi dengan dibangun di tengah laut Natuna, membuat peran kilang tersebut besar guna menjaga kedaulatan NKRI.
“Jangan dilihat dari kecilnya kapasitas kilang mini tersebut, tapi dengan adanya kilang itu yang lebih penting adalah dimensi geo politiknya, yaitu bahwa eksistensi & kedaulatan NKRI memang ada di wilayah tersebut,” terang Priagung.
Terkait dengan eksekutor pembangun kilang, menurut Priagung, pemerintah bisa menunjuk badan usaha. Namun jika tidak bersedia, sebaiknya pemerintah sendiri yang melakukan.
“Itu masalah teknis sebenarnya, bisa pemerintah bisa juga badan usaha, tapi kalau badan usaha mestinya ya badan usaha milik negara,” tutur Priagung.
Seperti diketahui, pemerintah berencana membangun fasilitas pengolahan minyak (kilang) mini berkapasitas 20 ribu barel per hari di Natuna. Hal tersebut merupakan bentuk pengembangan sektor migas di blok East Natuna.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) I Gusti Nyoman Wiratmaja mengatakan, infrastruktur ini akan dibangun di tengah laut dengan investasi lebih dari Rp 250 miliar. Apabila terwujud, maka Indonesia menjadi negara pertama yang membangun kilang minyak mini di tengah laut.
“Investasi untuk pembangunan kilang minyak mini ini, pada awalnya akan ditawarkan kepada badan usaha. Apabila tidak ada yang berminat, maka pembangunan kilang akan menggunakan dana Pemerintah,” terang Wirat.
Menurut Wirat, kapasitas kilang minyak mini ini disesuaikan dengan produksi minyak Blok East Natuna yang diperkirakan sekitar 7 ribu-15 ribu barel per hari. Rencananya, kilang minyak mini akan dibangun di tengah laut di ujung Kepulauan Natuna. Selain dapat digunakan bersama-sama dengan blok migas lainnya, pembangunan kilang juga dilakukan demi kedaulatan negara.
Menurut Wirat, teknologi yang akan digunakan untuk membangun kilang mini di tengah laut tersebut telah tersedia. Namun diakuinya, belum ada negara yang membangun kilang minyak mini di tengah laut karena biayanya yang relatif mahal. Terutama jika dibandingkan dengan pembangunan kilang di darat.