Metronews.com – 28 Juli 2013
Jakarta: Direktur Eksekutif Reforminer Institute Pri Agung Rakhmanto menilai penjarahan minyak (illegal tapping) yang merajalela di Jambi tidak hanya gangguan terhadap Pertamina.
Pencurian yang menyebabkan berhenti beroperasinya ruas pipa Tempino – Plaju dan Bentayan – Plaju milik Pertamina sudah menjadi gangguan keamanan pasokan energi nasional dan juga lifting minyak nasional.
“Presiden harus memerintahkan jajaran pemerintahannya untuk segera menyelesaikan masalah ini juga karena hal ini sudah merupakan gangguan terhadap objek vital nasional,” ujar Pri Agung lewat pesan singkat yang diterima Media Indonesia, Minggu (28/7).
Maka dari itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), SKK Migas serta jajaran dalam koordinasi Kemenko Ekonomi dan Kemenko Polhukam harus segera mengambil tindakan konkret dan tegas.
Pasalnya, jika hal ini dibiarkan sama saja menyia-nyiakan investasi eksplorasi dan produksi migas yang berisiko tinggi untuk mencapai target lifting nasional namun dengan sangat mudah membiarkan 2.500 barel per hari yang sudah didapatkan hilang begitu saja dinikmati orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
“Percuma saja ada Inpres dan segala upaya percepatan peningkatan produksi migas nasional jika membasmi komplotan pencuri minyak ini saja tidak dilakukan,” tegasnya.