Sunday, November 24, 2024
HomeReforminer di Media2016"Terlalu Sempit kalau Bilang Impor adalah Solusi.."

“Terlalu Sempit kalau Bilang Impor adalah Solusi..”

(KOMPAS.com,16 Oktober 2016)

JAKARTA Pengamat energi dari Reforminer Institute Komaidi Notonegoro mempertanyakan usulan impor gas alam cair (LNG) sebagai alternatif solusi yang akan disodorkan pemerintah untuk memberikan harga gas murah bagi industri.

Menurut dia, selagi ada pasokan dan cadangan gas domestik yang belum dioptimalkan, seharusnya pemerintah mendorong penggunaannya untuk memenuhi kebutuhan indsutri.

Selain itu, Komaidi menyangsikan pendapat yang mengatakan bahwa solusi impor akan membuat harga gas sampai konsumen lebih murah dari produksi dalam negeri.

“Saya kira melihatnya terlalu sempit kalau bilang impor adalah solusi,” kata Komaidi ditemui usai diskusi di Jakarta, Minggu (16/10/2016).

Komaidi mengatakan, memang saat ini harga gas di Amerika Serikat murah hanya 3 dollar AS. Akan tetapi, untuk sampai ke tangan industri pengguna di Indonesia, ada proses likuifaksi menjadi gas cair, kemudian regasifikasi gas cair menjadi gas lagi, transmisi dan distribusi.

“Saya khawatirnya jangan-jangan jauh lebih mahal dari domestik. Sehingga dampaknya malah industri hulu migas tidak berkembang, dan harga gas juga tidak murah,” katanya.

Menurut Komaidi, harga gas produksi domestik mahal dibandingkan beberapa negara lain, lantaran tata niaga gasnya yang masih belum efisien. Namun, ia mempersilakan pemerintah untuk mencoba opsi impor, apabila menilai pembenahan tata niaga gas memakan waktu lebih lama.

Sebagaimana diberitakan, Presiden RI Joko Widodo memberikan tenggat dua bulan pada sektor berwenang untuk memberikan kepastian cara menurunkan harga gas industri. Gas murah untuk industri ini merupakan satu dari paket kebijakan ketiga yang dirilis akhir tahun lalu.

“Kalau sampai dalam negeri tetap mahal, pertanyaan saya sih kenapa pilihan (impor) ini diusulkan? Tetapi kalau mau diambil, silakan. Kita sama-sama lihat, kira-kira hasilnya seperti apa,” kata Komaidi.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments