Bisnis Indonesia – 26 Agustus 2012
JAKARTA: Pendiri Reforminer Institute Pri Agung Rakhmanto menilai dimasukkannya lifting gas dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2013 tidak relevan.
Pri mengatakan gas diproduksi berdasarkan kontrak, tidak seperti minyak. Lantaran berdasarkan kontrak, hal tersebut tidak relevan untuk ditargetkan. Pasalnya, besaran yang ditargetkan pasti tercapai lantaran sudah disesuaikan dengan kontrak.
Jika dikatakan realistis ya realistis besarannya, namun kalau gas ditargetkan ya ini tidak relevan. Gas kan diproduksi berdasarkan kontrak, jadi ya pasti tercapai, kata Pri ketika dihubungi Bisnis, Minggu (26/8/2012).
Seperti diketahui, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam nota keuangan menyatakan mulai R-APBN 2013, pemerintah akan memasukkan lifting gas. Pemerintah menargetkan lifting minyak sebesar 900 ribu barel per hari dan lifting gas sebesar 1,36 juta barel setara minyak per hari.
Mengenai target lifting minyak sebesar 900.000 ribu barel per hari, lulusan Master dariColorado School of Mines Amerika Serikat ini mengatakan bahwa kemungkinan target tersebut masih tidak akan tercapai. Untuk tahun depan ya, kemungkinan masih belum tercapai, sekarang saja produksi sekitar 875.000 barel per hari, tambahnya.
Namun, untuk 2014 tidak menutup kemungkinan target tersebut bisa tercapai lantaran ada pasokan dari Blok Cepu . Itupun kalau produksi di Blok Cepu lancar.
Sementara itu, Dito Ganinduto, Anggota Komisi VII DPR dari fraksi Partai Golkar menuturkan besaran target lifting gas cukup realistis karena akan meningkatnya lifting gas di tahun 2013. Begitu juga untuk lifting minyak masih cukup realistis.
Karena WPB nya 890.000 bph artinya effort yang ditargetkan tidak terlalu besar dan tidak muluk-muluk. Yang artinya pencapaian realisasi seharusnya tidak terlalu jauh dengan asumsi yang telah ditetapkan dalam APBN 2013, katanya kepada Bisnis.
Berdasarkan data BP Migas, per Agustus 2012, rata-rata lifting minyak sebesar 870 ribu barel per hari dan diusahakan dapat digenjot sehingga menjadi 900 ribu barel per hari pada akhir tahun ini. Sebelumnya, Kepala BP Migas Priyono mengatakan akan terus berusaha untuk menekan laju penurunan produksi minyak (declining rate) yang mencapai 12 % setiap tahunnya.
BP Migas akan berupaya menahan laju penurunan minyak dengan teknik pengurasan (enhanced oil recovery) yang diaplikasikan di berbagai lapangan migas. BP Migas optimistis, lifting migas akan tercapai pada 2013 mendatang. Selain itu, diprediksi lifting minyak pada tahun depan akan berada dalam titik nadir sebelum akan menanjak lagi pada 2014 dengan selesainya proyek Blok Cepu.(msb)