Saturday, September 21, 2024
HomeReforminer di Media2016Pemerintah Upayakan Harga Gas Blok Masela di Bawah US$ 6

Pemerintah Upayakan Harga Gas Blok Masela di Bawah US$ 6

Katadata, 8 Desember 2016

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berusaha agar harga gas dari Blok Masela dijual di bawah US$ 6 per mmbtu. Sebab, sebagian gas dari blok tersebut rencananya akan diserap oleh industri dalam negeri untuk meningkatkan perekonomian.

Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan, pengembangan Lapangan Abadi di Blok Masela saat ini masih dalam pembahasan. “Harga gas di Masela kami tentukan nanti kalau bisa di bawah US$ 6 per mmbtu, kata dia di Jakarta, Kamis (8/12).

Selain itu, menurut Arcandra, penentuan harga gas bumi di suatu lapangan akan mengikuti harga minyak. Jadi ketika harga minyak naik, harga gas juga naik. Begitu juga sebaliknya. Sedangkan Kementerian ESDM akan mengevaluasi formula harga itu setiap tahun.

Arcandra juga telah menyetujui sebagian alokasi gas Blok Masela untuk industri dalam negeri. Ketiga industri ini merupakan usulan dari Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. Berdasarkan informasi yang diperolehKatadata, Airlangga mengusulkan tiga perusahaan yakni Pupuk Indonesia dengan alokasi 240 mmbtu, Elsoro Multi Prima/Sojitz sebanyak 100 mmbtu, dan Kaltim Metanol Industri (KMI) sebesar 130 mmbtu.

Di sisi lain, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 40 Tahun 2016 tentang harga gas bumi untuk industri tertentu. Dalam aturan ini, pemerintah menurunkan harga gas untuk industri petrokimia, pupuk, dan baja di bawah US$ 6 per mmbtu.

Sementara itu, Inpex Corporation selaku operator Blok Masela belum mau menanggapi hal tersebut. Vice President Corporate Services Inpex Corporation Nico Muhyiddin tidak menjawab pertanyaanKatadatamelalui aplikasiWhatsAppterkait keekonomian blok tersebut jika harga gas untuk industri ditetapkan US$ 6 per mmbtu.

Dewan Penasehat Reforminer Institute Pri Agung Rakhmanto malah mempertanyakan pernyataan Arcandra. Penetapan harga gas Blok Masela terlalu dini, apalagi harga minyak bergerak fluktuatif.

“Kok bisa-bisanya bilang harga Masela mau bikin US$ 6 per mmbtu, orang masih lama dan belum tahu pasti skemanya apa dan penggunanya siapa,” kata dia kepadaKatadata, Kamis (8/12).

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments