(mediaindonesia.com: Minggu 17 April 2016)
BADAN Pusat Statistik mencatat nilai impor minyak dan gas bumi (migas) selama Maret 2016 mencapai US$1,5 miliar atau naik 36,25% ketimbang Februari 2016. Meski demikian, selama kuartal I 2016, nilai impor migas tercatat US$3,87 miliar atau turun 36,51% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Selama Maret 2016, nilai impor minyak mentah tercatat naik drastis sebesar 91,48% dari Februari 2016 atau menjadi US$622,3 juta. Nilai impor hasil minyak tercatat mencapai US$763,1 juta atau naik 10,77%. Pun, nilai impor gas mencapai US$144,5 juta atau naik 32,57% dari Februari 2016.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo menilai kenaik-an drastis nilai impor minyak mentah disebabkan harga minyak dunia masih merosot di US$30-US$40 per barel.
“Mumpung harga lagi turun, pemerintah banyakin impor minyak mentah. Wajar untuk melakukan inventory sepanjang tangki penyimpanan dalam negeri masih bisa diisi,” ucap Sasmito di Jakarta, Jumat (15/4).
Pengamat energi dari Reforminer Institute Komaidi Notonegoro memandang peningkatan impor minyak mentah sebagai sebuah langkah strategis dari pemerintah sebagai persiapan menghadapi kenaikan harga minyak mentah di masa mendatang.
“Ini bagian dari strategi pemerintah untuk membeli ketika harga minyak dunia murah, sebab saat harga murah menjadi momentum membeli minyak mentah dalam jumlah besar, selama memang disesuaikan dengan anggaran yang proporsional,” jelas Komaidi saat dihubungi, kemarin.
Langkah tersebut dinilainya juga bukan karena mandeknya tingkat produksi nasional, yang saat ini masih tetap stabil dan normal di kisaran 750 ribu-800 ribu barel per hari.
“Ini tidak menjadi permasalahan bila memang untuk stok semata, selama sudah ada kalkulasi dan tidak menggangu postur anggaran yang lain,” jelas Komaidi.
Di sisi lain, PT Pertamina (persero) mengaku penambahan kapasitas kilang Pertamina menyebabkan impor minyak mentah melonjak drastis.
“Kapasitas kilang kita naikin, tetapi produksi dalam negeri tetap,” jelas Direktur Pemasar-an Pertamina Ahmad Bambang di Jakarta.