Saturday, September 21, 2024
HomeReforminer di Media2017Tarif Listrik Turun, Daya Beli Masyarakat Naik

Tarif Listrik Turun, Daya Beli Masyarakat Naik

(Viva.co.id,3 Januari 2017)

VIVA.co.id Pada Januari 2017 ini tarif tenaga listrik untuk 12 golongan yang tidak mendapatkan subsidi mengalami penurunan rata-rata Rp6/kWh. Pengamat Energi Komaidi Notonegoro mengatakan penurunan tarif akan memberikan dampak positif, meski penurunannya tidaklah besar.

“Kalau dilihat dampak secara keseluruhan sekecil apa pun tentu positif. Sekecil apa pun kalau penurunan pasti memberikan dampak positif untuk daya beli,” ucap Komaidi kepada VIVA.co.id pada Selasa, 3 Januari 2016.

Menurut dia, tarif tenaga listrik (TTL) yang turun tersebut ke depannya dapat dialokasikan ke daya beli produk lain, seperti pangan, sandang, atau lainnya. Namun, memang pengaruhnya tidak terlalu signifikan dibandingkan penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

“Kalau listrik ini lebih terisolasi dampaknya, dibanding BBM karena dampak pengikutnya tidak terlalu besar. Dampaknya kan langsung ya sama konsumen yang pakai. Jadi, yang kena efeknya ya pengguna listriknya,” ucapnya.

Adanya penurunan TTL bersamaan dengan penurunan harga gas industri, program BBM satu harga, kemudian pembangunan infrastruktur yang digencarkan, ia melihat hal ini menjadi upaya sinergitas untuk merealisasikan tekad Presiden Joko Widodo meningkatkan daya saing dalam negeri di tengah persaingan global.

“Ini sebenarnya ending atau muaranya akan meningkatkan daya saing barang dan jasa nasional. Saya kira bagus secara bertahap,” ungkapnya.

Sekadar informasi, TTL turun rata-rata Rp6/kWh dengan rincian Tegangan Rendah (TR) menjadi Rp 1.467,28/kWh, tarif listrik di Tegangan Menengah (TM) menjadi Rp1.114,74/kWh, tarif listrik di Tegangan Tinggi (TT) menjadi Rp 996,74/kWh, dan tarif listrik di Layanan Khusus menjadi Rp 1.644,52/kWh.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments