Metrotvnews.com:20 Desember 2014
Jakarta-Direktur Eksekutif Reforminer Institute, Pri Agung Rakhmanto, menilai langkah pemerintah yang akan menerapkan subsidi tetap bahan bakar minyak (BBM) sudah tepat.
“Dengan subsidi tetap BBM, besaran anggaran APBN lebih terkendali, misalkan pemerintah menetapakan subsidi tetap Rp1.000 per liter dikalikan volume 46 juta kiloliter (KL), berarti subsidinya cuma Rp46 triliun, kalau pun kuotanya bengkak, subsidi yang jebol pun tidak terlalu banyak,” ujarnya, di Jakarta, Sabtu (20/12/2014).
Di sisi lain, menurut Pri Agung, dengan penerapan kebijakan itu masyarakat juga bisa teredukasi bahwa harga BBM itu naik turun. “Masyarakat jadi tahu, kalau harga minyak itu memang naik turun,” lanjutnya.
Sementara itu, dia menyatakan terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan pemerintah sebelum menerapakn kebijakan tersebut. Pertama, aspek hukum. Pemerintah harus memastikan payung hukum dan dasar hukum tidak bertentangan dengan konstitusi.
“Sebab, itu (kebijakan subsidi tetap) akan mendapat tantangan kuat di DPR, jadi pemerintah harus kuat di dasar hukum,” ujarnya.
Kedua, aspek teknis. Pemerintah menetapkan batas harga maksimal BBM. “Harga akan memang naik turun, tetapi pemerintah memastikan harganya tidak melebihi batas tertentu, mau harga minyak dunia naik sangat tinggi sekalipun, harganya tidak lebih Rp10 ribu misalnya,” jelasnya.
Ketiga, aspek ekonomi. Pemerintah menyediakan dana cadangan. “Dana ini sebagai antisipasi bila kuota BBM bengkak, atau harga minyak dunia tinggi sekali,” ungkapnya.
Terakhir, sosialiasi. Pemerintah perlu mendorong sosialiasi kepada masyarakat. “Sosialisasi penting, kalau perlu dari sekarang,” tegasnya. (Idris Supriadi/Media Indonesia)
